Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Virus Corona, Pemerintah Dminta Berantas Perdagangan Satwa Liar

Kompas.com - 29/02/2020, 21:28 WIB
Tri Purna Jaya,
Farid Assifa

Tim Redaksi

LAMPUNG, KOMPAS.com - Pemerintah diminta melakukan pencegahan titik awal munculnya virus corona.

Pendapat ini mengemuka dari diskusi bertajuk virus corona dan perdagangan satwa liar yang ditaja AJI Bandar Lampung dan konsorsium Bestari di Embun Coffee, Sabtu (29/2/2020) malam.

Kesimpulan ini bermuara dari virus corona yang belakangan diketahui memiliki genetik yang 90 persen sama dengan trenggiling.

Perwakilan Wildlife Crimes Unit (WCU) Wildlife Conservation Society (WCS), Fatih mengatakan, dugaan bahwa virus corona ini berasal dari trenggiling harus menjadi perhatian terkait perdagangan satwa liar.

Baca juga: Khawatir Virus Corona, Kapal Pesiar asal Australia Ditolak Berlabuh di Alor

Menurut Fatih, perdagangan trenggiling di Indonesia termasuk masif.

Puluhan ribu ton perdagangan trenggiling ini sudah terungkap selama satu dekade terakhir.

"Semua bagian tubuh trenggiling ini dimitoskan bermanfaat, mulai dari kuku hingga sisiknya. Makan daging trenggiling jadi prestisius karena harganya mahal. Sehingga, banyak diselundupkan," kata Fatih.

Untuk itu, kata Fatih, pemerintah seharusnya bergerak cepat dengan mencontoh yang telah dilakukan oleh China.

"Penyakit dari satwa liar itu banyak. Pemerintah harus mencontoh yang sudah dilakukan oleh China," kata Fatih,

Pemerintah China, kata Fatih, begitu mengetahui virus corona berasal dari satwa liar, langsung menutup pasar satwa.

"Yang terjadi di Indonesia berbeda. Di Sulawesi pasar satwa masih buka. Pasar Burung di Jakarta juga masih buka," kata Fatih.

Di sisi lain, Veterinary (dokter hewan) asal Lampung, Sugeng Dwi Hartono mengatakan, yang terjadi pada kasus virus corona ini disebut zoonosis.

"Zoonosis ini bakteri, dalam hal ini virus, dari satwa ke manusia dan juga sebaliknya," kata Sugeng.

Sugeng mengatakan, ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan zoonosis ini terjadi, di antaranya, iklim, perubahan fungsi hutan, gaya hidup, hingga efek pembangunan.

Baca juga: WN Selandia Baru Positif Corona Sempat Transit di Bali, KKP Denpasar: Kalau Demam Pasti Diperiksa

Sugeng menyoroti perubahan gaya hidup yang menjadi gaya kekinian, yakni memelihara satwa liar.

"Satwa liar seperti ular, kucing hutan, reptil jadi hewan peliharaan. Ini juga yang bisa menyebabkan terjadinya zoonosis," kata Sugeng.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com