KOMPAS.com - Seorang nelayan bernama Dadi (49), warga Pulau Battoa, Kecamatan Binuang, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, diduga terkena ledakan bom ikan rakitan, Jumat (28/2/2020).
Akibat ledakan tersebut, Dadi nyaris kehilangan jari jemarinya dan pihak rumah sakit setempat berencana akan mengamputasi tangan korban.
Namun, saat diperiksa aparat kepolisian, Dadi membantah sedang merakit bom ikan rakitan. Dirinya mengaku hanya menemukan kantong plastik warna hitam.
“Saya temukan kantongan hitam isinya benda keras, karena saya penasaran saya lalu memukulnya dua kali hingga terjadi ledakan,” kata Dadi.
Baca juga: Bom Ikan Rakitan Meledak di Dapur, Nelayan Ini Kehilangan Jari Tangan
Sementara itu, berdasar catatan polisi, Dadi pernah menjadi DPO polisi terkait kasus kepemilikan bom ikan.
Polisi sendiri masih melanjutkan penyisiran di perkampungan yang diduga masih terdapat beberapa bom ikan yang disembunyikan pelaku dan nelayan lainnya.
"Kami menduga pelaku tengah merakit bom ikan untuk digunakan di perairan Polewali Mandar, namun naas bom ditangannya meledak dan melukai dirinya sendiri, termasuk merusak atap rumah dapur miliknya," ujar Pjs Wakapolres Polewali Mandar Kompol H Idhan, Jumat.
Dalam olah tempat kejadian perkara, polisi menemukan sejumlah bahan untuk bahan pembuatan bom ikan, antara lain puluhan bungkus korek api, botok plastik dan satu buah benda diduga sumbu bom.
Semua barang bukti termasuk jemari korban kemudian diamankan. Sementara itu, kondisi atap dapur hancur terkena ledakan tersebut.
Istri Dadi mengaku tidak mengetahui jika suaminya sedang merakir bom rakitan. Saat itu dirinya kaget setelah mendengar suara ledakan begitu keras.
(Penulis: Kontributor Polewali, Junaedi | Editor: Aprillia Ika)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.