SAMARINDA, KOMPAS.com - Ahli forensik dari Mabes Polri Kombes Dr dr Sumy Hastry Purwanti menyimpulkan beberapa alasan penyebab kematian Yusuf Achmad Ghazali dari hasil otopsinya.
Hastry menyebut bocah empat tahun yang ditemukan tanpa kepala di parit Samarinda, Kalimantan Timur, meninggal karena tenggelam.
Hal itu dibuktikan adanya penemuan diatom atau ganggang air dalam sum-sum tulang paha Yusuf saat pemeriksaan kamar asam.
Diatom merupakan tumbuhan air yang terhirup ketika korban tenggelam masuk melalui alveoli dan pembuluh darah tersebar ke seluruh tubuh.
Baca juga: Terima Hasil Otopsi, Ibu Balita Tanpa Kepala: Semoga Bahagia di Surga
Penemuan diatom pada jenazah yang diduga mati tenggelam menunjukkan korban masih sempat bernafas saat masih dalam air.
Karena itu, Hastry memberi kesimpulan Yusuf meninggal karena tenggelam.
Namun, tenggelamnya Yusuf karena jatuh ke parit atau karena hal lain, belum bisa dibuktikan polisi.
Sejauh ini polisi hanya memiliki petunjuk Yusuf mengarah parit karena adanya keterhubungan saluran drainase antara titik hilang di Jalan Wahab Syahranie dan lokasi penemuan di Jalan Antasari sejauh empat kilometer.
Baca juga: Orangtua Balita Tanpa Kepala: Kami Dengar Jawaban yang Selama Ini Dicari-cari
Hanya saja, sepanjang saluran drainase ada banyak hambatan seperti penjaring sampah pun sedimentasi yang nyaris menutup ruang parit.
Selain itu, petunjuk lain yang mengarah parit lewat penciuman anjing pelacak.