Yuni mengungkapkan, keberadaan pasir dikaitkan dengan hiu paus yang beberapa kali terdampar di pantai. Pasir yang tertelan ini bisa saja berpengaruh pada pencernaan.
"Katanya karena sampah ternyata tidak ada sama sekali," kata Yuni.
Namun, ini tidak bisa menjadi kesimpulan penyebab kematian ikan hiu ini.Untuk mengungkap penyebab kematian,
BKSDA mengambil sampel organ dalam dan pencernaan hiu paus untuk diperiksa secara laboratorium di Balai Besar Veteriner Wates.
Mereka membawa sampel usus, jantung, lambung dan insang.
Warga menemukan ikan ini terdampar dalam kondisi sudah mati. Warga dan relawan penyelamat lantas mengevakuasi bangkai agak ke tengah untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Hiu paus sejatinya sudah muncul beberapa kali di pesisir Kulon Progo ini. Pertama pada Rabu, 26 Februari 2020 dan Minggu, 23 Februari 2020.
Tiap kemunculan satwa tidak berlangsung lama. Ia segera kembali lagi ke laut. Kali ini, hiu paus muncul dalam kondisi sudah mati.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.