Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KKB Terus Beraksi di Nduga, Pangdam Tak akan Tarik Pasukan

Kompas.com - 28/02/2020, 16:31 WIB
Dhias Suwandi,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

JAYAPURA, KOMPAS.com - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) masih berulah di Kabupaten Nduga, Papua.

Terakhir anggota KKB menyerang pos TNI di Distrik Kenyam saat masyarakat menggelar upacara bakar batu pada Rabu (26/02/2020).

Panglima Kodam (Pangdam) XVII/Cenderawasih Mayjen Herman Asaribab menegaskan aparat TNI/Polri akan terus bertugas di Nduga.

Meski ada desakan untuk menarik pasukan dari wilayah itu.

"Termasuk aparat di tarik, (permintaan) Pemda Nduga itu, saya kembalikan ke mereka, kalau mereka bisa menyampaikan kepada saudara-saudara kita yang beda pendapat untuk datang bersama-sama membangun daerah yang kita tinggali, karena kami di sana menjaga dan membantu, bukan merusak," kata Herman di Jayapura, Jumat (28/02/2020).

Baca juga: Warga Berhamburan Cari Perlindungan Saat KKB Tembaki Pos TNI Nduga

TNI, kata dia, selalu mengedepankan upaya persuasif untuk mengajak anggota KKB kembali ke pangkuan NKRI.

Tapi, aparat penegak hukum akan mengambil tindak tegas jika para anggota KKB memilih untuk tetap mengangkat senjata.

"Saudara kita yang beda pendapat dan masih pegang senjata, itu memang tugas TNI-Polri untuk mengambil kembali senjata oleh saudara kita, dan mereka itu tidak punya hak memegang senjata, yang punya hak TNI-Polri. Untuk itu kejadian di atas dilakukan penegak hukum, oleh kepolisian dibantu oleh TNI," tutur Herman.

Hal senada juga disampaikan Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw.

Polri tidak akan menarik pasukan dari Nduga karena tak ada pihak yang bisa memberi jaminan keamanan.

"Selama mereka (KBB) masih ada, kepolisian tetap akan ada untuk melakukan penegakkan hukum. Yang berhak memiliki dan menggunakan senjata api itu hanya dua, yakni Polri dan TNI serta beberapa satuan dalam lingkup terbatas," kata dia.

Waterpauw meminta semua pihak mendukung keberadaan TNI/Polri di Nduga. Aparat keamanan itu, kata dia, membantu pemerintah membangun kawasan Nduga.

Waterpauw juga meminta kepala daerah setempat tak memperkeruh suasana dengan mengeluarkan pernyataan kontroversial.

Baca juga: Bantah Tiga Guru SD Inpres sebagai Mata-mata, Polisi Kejar Anggota KKB di Mimika

"Seharusnya pemerintah di sana membantu, bukan malah membawa kerana politik. Buktinya anggota kami juga yang kena korban lagi," jelas Waterpauw.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com