JEMBER, KOMPAS.com – Pengajuan rekomendasi umrah pada Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Jember, Jawa Timur, cukup tinggi.
Setiap bulannya, rata-rata ada sekitar 150 calon jemaah umrah yang meminta rekomendasi.
Sejak Januari hingga Februari 2020, ada 300 warga yang hendak melaksanakan ibadah umrah.
“Mengurus rekomendasi umrah bulan ini, belum tentu calon jemaah itu berangkat bulan ini,” kata Kepala Seksi Haji dan Umrah Kemenag Jember Ahmad Tholabi kepada Kompas.com, Jumat (28/2/2020).
Baca juga: Transit di Singapura, Jemaah Umrah dari Surabaya Kembali ke Indonesia
Menurut dia, calon jemaah bisa berangkat sebulan hingga dua bulan berikutnya setelah meminta rekomendasi.
Bahkan, keberangkatan bisa setahun berikutnya, karena masa berlaku paspor masih lama.
Permintaan rekomendasi tidak bisa dilakukan ketika sudah masuk musim haji.
Meskipun banyak pemohon dari Jember, tidak berarti jemaah akan berangkat umrah dari Jember.
Baca juga: Upaya Agen Perjalanan Meyakinkan 38 Calon Jemaah Umrah di Jember
Sebab, ada calon jemaah yang berangkat dari Surabaya atau daerah lainnya, sesuai dengan biro perjalanan umrah masing-masing.
Untuk itu, Kemenag Jember tidak bisa mendeteksi berapa jumlah warga Jember yang berangkat umrah setiap harinya.
Sebab, keberangkatan diatur semua oleh biro perjalanan umrah.
“Jemaah berangkat kapan, naik apa, di mana hotelnya, kapan pulangnya, diatur penyelenggara perjalanan ibadah umrah (PPIU),” kata dia.
Di Jember ada tujuh biro perjalanan umrah yang memiliki kantor.
Namun, biro perjalanan yang beroperasi di Jember jumlahnya mencapai sekitar 40.
Hingga saat ini, Kemenag Jember belum menerima aduan apapun terkait penundaan keberangkatan umrah.
Sebelumnya, Pemerintah Arab Saudi menangguhkan semua perjalanan umrah menuju Arab Saudi.
Kebijakan itu sebagai langkah antisipasi munculnya virus corona yang sedang menyebar di sejumlah negara.
“Sudah kami sampaikan pada KBIH dan para kiai yang punya jemaah umrah,agar tidak mempermasalahkan kebijakan Pemerintah Arab Saudi,” kata dia.
Sebab, hal itu merupakan kebijakan yang harus dihormati. Apalagi, sebentar lagi memasuki musim haji.
“Jangan sampai Pemerintah Arab Saudi menggagalkan musim haji karena menyebarnya virus corona. Itu harus menjadi kesadaran bersama,” kata Ahmad.