Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memaknai Solidaritas Guru untuk Tersangka Tragedi Susur Sungai Sempor...

Kompas.com - 28/02/2020, 09:13 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) mengapresiasi sikap bertanggung jawab tiga tersangka atas kematian 10 siswa SMPN 1 Turi, Sleman, saat kegiatan susur Sungai Sempor, Jumat (21/2/2020).

Ketiga tersangka itu adalah IYA, R dan DDS. Tersangka IYA dan R merupakan guru SMPN 1 Turi, sedangkan DDS merupakan guru pembina dari luar.

"Saya mengajak guru se-Indonesia banggalah kepada teman-teman kita yang hari ini menjalani proses hukum. Bukan bangga atas peristiwanya, tetapi bagimana mereka siap bertanggung jawab atas perbuatannya," ujar Kepala Biro Advokasi Perlindungan Hukum dan Penegakan Kode Etik PGRI DIY Andar Rujito, usai menemui ketiga pelaku di Aula Mapolres Sleman, Rabu (26/2/2020).

Baca juga: Tebus Kesalahan atas Kematian 10 Siswa, Alasan 3 Tersangka Susur Sungai Sempor Tolak Penangguhan Penahanan

Sementara itu, di media sosial, Pengurus Besar PGRI sempat mengungkapkan keberatan mereka saat ketiga tersangka digunduli oleh polisi. Mereka menganggap tindakan itu melukai hati nurani

"Memperlakukan guru dengan menggunduli, membiarkan telanjang kaki, dan memperlakukan seperti residivis itu melukai hati nurani guru seluruh Indonesia," tutur Ketua Umum PB PGRI, Unifah Rosyidi.

Tak hanya protes, PGRI juga mengajukan penangguhan penahanan kepada ketiga tersangka. Namun, ketiga tersangka justru menolak usulan tersebut.

Baca juga: Teriakan Histeris Ibu Siswi SMP yang Tewas di Gorong-gorong: Kok Tega Ayahnya Bunuh Anak Sendiri...

"Mereka menolak (penangguhan penahanan) sebagai rasa empati kepada keluarga korban," tegas Unifah.

Sikap itu, menurut Unifah, merupakan sikap ksatria dari guru-guru sejati.

"Itu menunjukan sebuah tanggung jawab, sebuah sikap kesatria yang jarang di miliki dan itulah guru sejati," tandasnya.

Setelah mendengar jawaban dari ketiganya, PB PGRI tidak jadi untuk mengajukan penangguhan penahanan.

Selain itu, Unifah juga sempat mengungkapkan belasungkawa kepada keluarga korban atas musibah tersebut. 

Belajar dari musibah susur Sungai Sempor

Sebagian siswa SMP Negeri 1 Turi Sleman, Yogyakarta, yang selamat dari terjangan aliran sungai yang deras saat melakukan kegiatan Pramuka susur sungai di Sungai Sempor, Jumat (21/2/2020).dok BNPB Sebagian siswa SMP Negeri 1 Turi Sleman, Yogyakarta, yang selamat dari terjangan aliran sungai yang deras saat melakukan kegiatan Pramuka susur sungai di Sungai Sempor, Jumat (21/2/2020).

Musibah susur Sungai Sempor, menurut Unifah, bukanlan kesalahan satu pihak saja, khususnya guru.

Untuk itu, Unifah berkunjung ke SMP Negeri 1 Turi pada hari ini, Senin (24/2/2020), untuk menyampaikan duka cita dan mendengar kegelisahan para guru pasca-tragedi tersebut.  

Ia mengatakan, guru juga diberi tugas untuk bertanggung jawab terhadap kegiatan pramuka yang menjadi program tambahan wajib di sekolah.

"Yang mau kami sampaikan itu, jangan sampai guru merasa, kami ini ditugasi, tapi kemudian merasa apatis tidak mau, karena begini salah, begitu salah. Jadi kita harus memberi semangat, solidaritas bersama," ujar Unifah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com