Sudiro (71) dan Sudarwanto alias Kidri mendapatkan yang penghargaan sebesar Rp 10 juta karena telah menolong para siswa SMPN 1 Turi yang hanyut saat susur Sungai Sempor pada Jumat (21/2/2020).
Penghargaan tersebut diberikan Kementerian Sosial.
Namun Sudiro yang akrab dipanggil Mbah Diro dan Kodir lebih memilih menyumbangkan uang tersebut ke warga desa.
"Saya sebenarnya tidak sanggup menerima ini. Niat saya hanya menolong, karena kemanusiaan," tegas Mbah.
Mbah Diro menjelaskan, saat kejadian di Sungai Sempor, tak hanya dirinya dan Kodir yang menolong para siswa.
Namun, banyak warga yang juga ikut turun ke sungai dan menolong. Untuk itu, dirinya memilih menyumbangkan uang tersebut untuk pembangunan masjid.
"Uang ini akan saya bagikan dan saya sumbangkan untuk membangun masjid," jelasnya.
Baca juga: Saya Tak Sanggup Terima Uang Ini, Niatnya Hanya Menolong
Namun, pihak rumah sakit menyebut meninggalnya pasien itu bukan karena positif virus corona, melainkan karena gangguan napas berat.
Meski demikian, perawatan jenazah tetap mempertimbangkan pencegahan virus corona yakni dengan membungkus jenazah dengan plastik.
Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Kariadi Semarang Agoes Oerip Poerwoko mengatakan, proses pemakaman pasien yang meninggal sudah sesuai prosedur pencegahan virus corona.
"Pada saat memandikan jenazah pasien, petugas memakai alat pelindung diri dari baju, masker, kacamata, topi sesuai prosedur. Area jalan ke kamar mayat juga kita bebaskan. Lalu jenazahnya diberi penutup terbungkus plastik untuk memastikan agar tak menular ke keluarganya," kata Agoes saat diwawancarai di rumah sakit, Rabu (26/2/2020).
Sebelum dirawat, pasisen baru tiba di Tanah Air setelah melakukan perjalan dari Spanyol dan transit di Dubai.
Baca juga: Jenazah Pasien Suspect Virus Corona di Semarang Dibungkus Plastik Sebelum Dimakamkan