Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Detik-detik Kematian Ibu Enam Anak di Balikpapan, Keluarga Sempat Minta Dijemput Ambulans

Kompas.com - 26/02/2020, 23:39 WIB
Zakarias Demon Daton,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

SAMARINDA, KOMPAS.com - Kematian Siti Haryanti (27), ibu dari enam bocah yatim piatu di Sepinggan Raya, Kecamatan Balikpapan Selatan, Balikpapan, Kalimantan Timur, masih menyisakan kekesalan keluarganya.

Mustofa (53), ayah Siti, bercerita sempat lari ke Puskesmas terdekat untuk meminta mobil ambulans mengantar anaknya ke rumah sakit saat kritis, Minggu (23/2/2020) lalu.

Namun tiba di puskesmas Mustafa justru dimintai keterangan tim puskesmas seputar usia putrinya. Dia pun sempat marah.

"Dari sekian puskesmas malah tanya saya usianya berapa dan marah-marah di sana. Anak saya ini sudah sekarat jangan tanya usia lagi segera kita tolong bawa anak saya ke rumah sakit," ungkap Mustofa seperti dikutip Tribun Kaltim, Selasa (25/2/2020).

Baca juga: Sindrome Baby Blues Diduga Penyebab Ibu Tenggelamkan Bayinya Berusia 4 Bulan hingga Tewas

Sementara pengakuan istri Mustofa, Waode Rusdiana (53), ibu kandung Siti, sejak melahirkan anaknya sering bolak balik puskesmas jalani pemeriksaan karena tensi darah tidak stabil.

"Karena dia (Siti) baru saja melahirkan anak terakhir yang kini usia satu bulan 7 hari," kata Waode.

Menurut Waode, anaknya sempat mengeluh pusing sebelum meninggal dunia. Tidak ada gejala lain yang membuat kondisi anaknya drop.

Siti akhirnya meninggal dunia saat berbaring di lantai rumah mertuanya, tak jauh dari rumah orangtua Siti pada Minggu (23/2/2020) sekitar 10.00 WITA.

Lurah Sepinggan Raya Arifuddin mengklarifikasi soal mobil ambulans.

Baca juga: Dinsos Balikpapan Bakal Urus 6 Bocah Yatim Piatu yang Ditinggal Meninggal Orangtuanya Bersamaan

Menurut Arifuddin, Mustofa memang datang ke puskesmas meminta mobil ambulans. Tapi saat itu, sopir ambulans tak ada di puskesmas.

"Karena memang, Hari Minggu," kata Arifuddin saat dihubungi Kompas.com, Rabu (26/2/2020).

Mustafa dan Wa Ode bersama 6 cucunya - Kronologi kisah pilu enam bocah yang harus jadi yatim piatu dalam sehari, ayahnya meninggal dunia saat jenazah sang istri masih dimandikan. (Tribun Kaltim/Zainul) Mustafa dan Wa Ode bersama 6 cucunya - Kronologi kisah pilu enam bocah yang harus jadi yatim piatu dalam sehari, ayahnya meninggal dunia saat jenazah sang istri masih dimandikan. (Tribun Kaltim/Zainul)

Arifuddin menyebut, Mustofa diminta menunggu sebentar sambil menunggu sopir datang.

"Jadi enggak benar itu. Bukan ditolak atau apa. Tapi memang sopir tidak ada. Makanya diminta menunggu," kata Lurah.

Arifuddin mengetahui hal tersebut setelah diberitahu kepala Puskesmas, Senin (24/2/2020).

"Dia (kepala Puskesmas) cerita memang ayah Siti datang ke puskesmas minta mobil ambulans. Tapi enggak sopir. Jadi bukan ditolak ya," kata Arifuddin.

Diketahui, selang enam jam setelah Siti meninggal atau pukul 17.00 WITA, suaminya, Yaya Hardani (33) juga meninggal dunia.

Baca juga: Kisah Suami Meninggal Saat Jenazah Istrinya Dimandikan, Tinggalkan 6 Bocah Yatim Piatu

Yaya ditemukan meninggal di rumah orangtua Siti. Sebelum meninggal, Yaya sempat mengeluh sakit dada, saat melihat istrinya meninggal dunia.

Kedua pasangan suami istri ini meninggalkan enam anak yang masih kecil.

Mereka, Ali Mardani siswa kelas tiga SD, Alika Mardani siswa kelas satu SD, Alifa Alfira Mardani (6), Aldo Lilah Mardani (4), Dira Naura Mardani (2) dan Safayanti Bulan Mardani yang berusia satu bulan enam hari.

Enam bocah yatim piatu ini akhirnya tinggal dan dirawat oleh nenek dan kakeknya,Waode Rusdiana dan Mustofa beralamat di RT 20 Kelurahan Sepinggan Raya, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com