Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerusakan Lingkungan di Hulu Sungai Biang Kerok Banjir Karawang

Kompas.com - 26/02/2020, 21:26 WIB
Farida Farhan,
Dony Aprian

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menilai kerusakan lingkungan di wilayah hulu menjadi penyebab banjir di Karawang, Jawa Barat.

Kepala BNPB Doni Monardo mengatakan, adanya aktivitas ekonomi manusia seperti pertanian, pertambangan dan penebangan pohon menjadi biang kerusakan wilayah hulu.

Menurutnya, masyarakat perlu memikirkan keseimbangan alam.

Meskipun saat ini tak ada larangan menanam vegetasi yang bernilai ekonomi.

Oleh karenanya, diperlukan sosialisasi kepada masyarakat untuk menanam vegetasi yang punya nilai ekonomis juga mempunyai fungsi ekologis.

"Yang sekarang terjadi (bencana) akibat pertanian yang tidak memperhitungkan masalah yang berhubungan dengan konservasi," ujarnya di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang, Rabu (26/2/2020).

Baca juga: Ribuan Pengungsi Banjir di Karawang Butuh Makanan Balita

Untuk itu, dia meminta pemerintah daerah membuat peraturan yang melindungi daerah hulu guna mencegah terjadinya bencana termasuk banjir.

"Wilayah-wilayah hulu sungai ini memang harus dijaga," ujarnya.

Doni mengatakan, penyempitan dan sedimentasi sungai sudah sangat parah saat ini.

Selain itu, membuang sampah sembarangan masih menjadi persoalan penyebab banjir.

"Tadi Pak Sekda (Acep Jamhuri) juga mengakui. Penyumbatan karena sampah masih terjadi dan menjadi salah satu penyebab banjir," ucapnya.

Sementara itu, untuk menangani bencana, setiap daerah wajib memiliki Rencana Penanggulangan Bencana (RPB).

Menurutnya, potensi-potensi bencana daerah harus dipetakan secara detail dan jelas.

"Lalu bagaimana mencegahnya dan jika terjadi bagaimana melakukan penanganannya secara terkoordinir dengan baik dari pusat, lalu ke provinsi dan kemudian daerah. Sehingga ada penanganan yang saling mengisi," tutur dia.

Baca juga: Tangani Banjir di Karawang, Kapolda Jabar Usul Ini ke Ridwan Kamil

Dia mengakui daerah yang memiliki RPB masih sedikit. Meskipun saat ini beberapa daerah sudah meminta bantuan kepada pihaknya maupun ahli untuk membuat RPB.

"Jadi memang bertahap, saya harap nanti Karawang juga membuatnya," ujarnya.

Diketahui, berdasarkan data Pusdatin BPBD Karawang, sejak 23-25 Februari 2020 banjir terjadi di 53 desa di 26 kecamatan di Karawang.

Akibat banjir tersebut, sebanyak 14.808 rumah terandam dan 47.670 warga dari 15.734 KK. Dari jumlah tersebut, sebanyak 9.770 warga mengungsi.

Pemkab Karawang sudah menetapkan status tanggap darurat bencana dari sebelumnya siaga pada 25 Februari 2020.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com