PRABUMULIH, KOMPAS.com - Banjir yang merendam wilayah Kelurahan Payu Putat, Kecamatan Prabumulih Barat, Kota Prabumulih, Sumatera Selatan lebih dari satu minggu ini, mulai berdampak pada kesehatan, terutama anak-anak.
Dampak yang paling terasa adalah gatal-gatal pada kulit yang diderita anak-anak.
Seperti dialami salah satu anak balita yang tinggal di sisi sungai lematang Payu Putat.
Kulitnya menderita gatal-gatal sehingga terlihat penuh luka bekas garukan karena rasa gatal yang dirasakannya.
Bekas garukan itu terlihat membekas di kaki, tangan dan punggung anak tersebut.
Menurut Eky Susanto ayah dari anak tersebut, gatal-gatal yang diderita anaknya tersebut muncul setelah anaknya dimandikan di sungai lematang yang ada di belakang rumahnya.
Usai dimandikan tak lama anaknya merasa gatal dikulitnya yang terus digaruknya sehingga luka dan meninggalkan bekas berwarna merah di kulit.
Baca juga: Banjir 1 Meter di Prabumulih, Warga Mandi dan Cuci Pakaian di Jalan
Eky menduga rasa gatal itu akibat limbah pabrik sebuah perusahaan yang ada di bagian hulu sungai yang dibuang ke sungai Lematang.
Menurut Eky, saat limbah dibuang air sungai akan berwarna keruh dan putih.
Hingga ini terang Eky, belum ada perhatian dari pihak perusahaan terhadap anaknya yang menderita gatal-gatal tersebut.
Untuk mengobati anaknya Eky mengobati sendiri dengan membawanya ke puskesmas tak jauh dari rumahnya.
Baca juga: Selama Sepekan, Jembatan di Sungai Pentasan Prabumulih Terendam Banjir