Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusak Hutan Lindung di Batam, Komisaris PT PMB Ditangkap

Kompas.com - 26/02/2020, 15:36 WIB
Hadi Maulana,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BATAM, KOMPAS.com - Tim Gabungan yang terdiri dari Gakkum KLHK, Balai Besar KSDA KLHK Riau, KPHL Unit II Batam, Daops Manggala Agni Batam, Direktorat Pengamanan BP Batam, Polsek Nongsa dan Koramil Nongsa, menangkap Komisaris PT Prima Makmur Batam (PMB) karena membuka kawasan hutan lindung Sei Hulu Lunjai di Kelurahan Batu Besar, Kecamatan Nongsa, Batam, Kepulauan Riau.

Penangkapan dilakukan pada Jumat (21/2/2020) lalu.

Penindakan itu dilakukan saat Ketua Komisi IV DPR RI bersama anggotanya serta Dirjen Penegakan Hukum KLHK melakukan inspeksi mendadak di Batam.

Sidak ini dilakukan untuk memantau progres penegakan hukum yang dilakukan KLHK terkait kegiatan perambahan perambahan dan perusakan kawasan hutan dan mangrove di Batam.

Dirjen Penegakan Hukum KLHK Rasio Ridho Sani, melalui pesan tertulis yang diterima Kompas.com mengatakan, selain PTPMB, saat ini Gakkum KLHK sedang menyidiki dua perusahaan lain dengan modus yang sama, yaitu membuka kawasan hutan lindung tanpa izin untuk permukiman.

Baca juga: Bikin Jalan Lewati Hutan Lindung di Garut, Pegiat Lingkungan Protes

Rasio Sani menambahkan, dalam sidak ini, pihaknya menemukan PT PMB masih melakukan kegiatan pembukaan kawasan hutan.

"Dilokasi ini kami berhasil menangkap langsung Komisaris PT PMB yaitu Z alias A," kata Rasio, Rabu (26/2/2020).

Rasio Sani menambahkan, upaya penyelamatan dan pemulihan kawasan hutan merupakan prioritas dan komitmen pemerintah.

"Kita harus menyelamatkan kawasan hutan karena sangat penting untuk melindungi masyarakat dari bencana ekologis, longsor, banjir dan abrasi," katanya.

Pelaku perusakan kawasan hutan, apalagi hutan lindung dan kawasan lindung lainnya seperti mangrove, harus dihukum seberat-beratnya.

Ia mengatakan, pelaku perusakan hutan tak boleh dibiarkan. Pelaku mendapatkan keuntungan dengan mengorbankan lingkungan hidup dan kehidupan masyarakat banyak.

"Kami harus melindungi lingkungan hidup agar kehidupan masyarakat dapat terjaga dari bencana ekologis. Pelaku kejahatan seperti ini harus dihukum seberat-beratnya agar ada efek jera dan tidak menyengsarakan dan merugikan banyak orang," tegas Rasio Sani.

Lebih jauh Rasio Sani mengaku komitmen KLHK untuk menindak tegas pelaku kejahatan terhadap lingkungan hidup dan kehutanan sudah jelas. Bahkan sudah lebih 785 kasus perusakan hutan sudah dibawa ke pengadilan.

Dalam sidak ini tim gabungan mengamankan 3 eksavator, 1 buldoser dan 7 dump truck serta menahan Z alias A (39), Komisaris PT PMB.

Z telah di bawa ke kantor Jakarta untuk diperiksa oleh PPNS KLHK. Selain itu tiga operator di Kantor SKW II Batam juga turut diperiksa.

Berdasarkan keterangan Z, lahan hutan itu dipotong dengan eksavator dan tanahnya diratakan dengan buldoser, sebelum akhirnya ditimbun. Setelah itu, lahan berupa kavling dijual secara kredit.

"Saat ini sudah terjual ribuan kavling," jelas Rasio menirukan ucapan Z.

Sementara itu, Direktur Pencegahan dan Pengamanan Hutan KLHK, Sustyo Iriono yang hadir di lokasi bersama dengan Dirjen Gakkum KLHK menegaskan bahwa operasi pengamanan hutan akan terus dilakukan untuk memerangi pelaku perusakan kawasan hutan, khususnya di Pulau Batam.

Baca juga: Melacak Jejak Pembalakan Liar Hutan Lindung Sendiki yang Mulai Gundul

Operasi ini merupakan salah satu bukti komitmen Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk menyelamatkan kawasan hutan dan lingkungan, khususnya di Pulau Batam.

"Ekosistem hutan lindung di Batam memiliki peran penting dalam perlindungan sistem penyanggah kehidupan, pelindung pantai dan mengatur tata air," pungkas Sustyo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com