Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Puluhan Siswa Disodori Kotoran Manusia oleh Kakak Kelas, Terbongkar Setelah Siswa Kabur dari Sekolah

Kompas.com - 26/02/2020, 15:09 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Sebanyak 77 siswa kelas VII Seminari Bunda Segala Bangsa (BSB) Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara timur (NTT), mendapat perlakuan tak pantas dari dua pendamping mereka.

Puluhan siswa itu diminta untuk memakan kotoran manusia pada Rabu (19/2/2020) lalu.

Para siswa itu mengaku terpaksa memakan kotoran manusia yang disodorkan karena takut dengan para pendampingnya.

Setelah melakukan aksinya tersebut, kedua pendamping itu mengancam akan memberikan hukuman lagi apabila siswa itu melapor kepada sekolah dan asrama.

Kasus ini terbongkar setelah salah satu siswa lari ke rumah untuk memberitahukan kepada orangtuanya.

Setelah kejadian itu, pihak sekolah meminta maaf dan dua kakak kelas tersebut dikeluarkan dari sekolah.

Berikut fakta selengkapnya:

1. Kronologi kejadian

Foto : Suasana setelah rapat koordinasi antara pihak sekolah dan orangtua siswa di aula Seminari BSB, Selasa (25/2/2020)KOMPAS.COM/NANSIANUS TARIS Foto : Suasana setelah rapat koordinasi antara pihak sekolah dan orangtua siswa di aula Seminari BSB, Selasa (25/2/2020)

Pimpinan Seminari Bunda Segala Bangsa Maumere, Romo Deodatus Du'u mengatakan insiden iu terjadi pada Rabu (19/2/2020) sekitar pukul 14.30 WITA.

Diceritakannya, kejadian itu berawal ketika salah seorang siswa kelas VII membuang kotorannya sendiri di kantong plastik yang disembunyikan dalam lemari kosong di kamar tidur.

Setelah makan siang, dua kakak kelas yang ditugaskan menjaga kebersihan kamar tidur kelas VII menemukan plastik berisi kotoran manusia itu.

Setelah menemukan kotoran tersebut, dua kakak kelas itu mengumpulkan siswa kelas VII dan menanyakan asal muasal kotoran tersebut. Tapi, tak ada siswa kelas VII yang mengaku.

Karena kesal, seorang kakak kelas mengambil kotoran dengan sendok makan dan menyentuhkannya ke bibir dan lidah siswa kelas VII.

Deodatus menegaskan, terminologi 'makan' yang dipakai di beberapa media kurang tepat.

"Sebab yang sebenarnya terjadi adalah kakak kelas menyentuhkan sendok yang ada feses pada bibir atau lidah siswa kelas VII," ungkapnya.

Baca juga: Kronologi Para Siswa Disodori Kotoran Manusia oleh Kakak Kelas di NTT

 

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com