Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usia 39 Tahun, Esti Jadi Profesor Termuda di Unmul, Ciptakan 4 Produk Obat Ikan dari Tanaman Lokal Kaltim

Kompas.com - 26/02/2020, 13:28 WIB
Zakarias Demon Daton,
Khairina

Tim Redaksi

SAMARINDA, KOMPAS.com - Esti Handayani Hardi, resmi menyandang gelar profesor di Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda, Kalimantan Timur dengan usia termuda, 39 tahun sepanjang sejarah Unmul.

Esti dikukuhkan sebagai guru besar oleh Rektor Unmul, Prof Masjaya, setelah memberikan orasi ilmiah di Lantai Empat Gedung Rektorat, Unmul, Jalan Gunung Kelua, Samarinda, Selasa (25/2/2020).

Prof Esti berhasil menyelesaikan risetnya tentang "Pengembangan Akuakultur Ramah Lingkungan Berbasis Tanaman Lokal Kalimantan Timur" tahun 2019.

"Dia menjadi profesor termuda, setelah sebelumnya ada yang usia 40 tahun gelar profesor di Unmul," kata Masjaya dalam sambutannya, Selasa.

Baca juga: Mengenal Rangga Sasana Sekjen Sunda Empire, Lahir di Brebes dan Dikenal Sebagai Profesor

Tahun 1998-2020 Prof Esti menyelesaikan gelar strata satu di Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah dengan konsentrasi ilmu budidaya perairan.

Kemudian, Esti melanjutkan gelar magister di Institut Pertanian Bogor tahun 2002-2003 dengan konsentrasi ilmu air dan gelar doktor program pertanian Bogor dengan konsentrasi ilmu akuakultur tahun 2008-2010.

"Saya 11 tahun di Unmul meriset penelitian saya hingga dapat gelar profesor," kata Prof Esti kepada Kompas.com usai pengukuhan di Lantai Empat Gedung Rektorat Unmul, Selasa.

Esti mengatakan, semua tahapan menuju profesor telah dia jalani mulai dari penelitian, penulisan artikel, hingga mengajar. Sejak 2012, Esti meneliti soal produk obat ikan.

Menurutnya, ada tantangan yang menarik. 

Di satu sisi, pemerintah memberi imbauan kepada masyarakat konsumsi ikan. Namun, sisi lain tak ada yang memberi jaminan kandungan dalam ikan sehat untuk tubuh.

"Hampir tidak ada yang memastikan itu," jelas perempuan kelahiran Lampung tahun 1980 ini.

Selain itu, pemerintah juga melarang pengunaan obat kimia, namun tak ada ketersediaan obat-obatan herbal yang memadai.

Alasan tersebut mendorong dirinya meneliti obat-obatan herbal berbasis tanaman lokal bagi ikan.

Awalnya, Esti meneliti 21 jenis tanaman di Kaltim. Namun, hasil riset hanya tiga tanaman yang mengandung unsur memenuhi obat ikan.

Baca juga: Profesor Unair Klaim Ramuan Jahe Dapat Cegah Penularan Corona, Ini Penjelasannya...

Di antaranya, ekstrak temu kunci (Boesenbergia pandurata), ekstrak terung asam (Solanum ferox) dan lempuyang (Zingiber zerumbet) serta pakan tambahan berbasis terung asam untuk ikan air tawar.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com