Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ayahnya Lumpuh, Bocah SD Ini Kerja Jemur 10.000 Batu Bata, Diupah Rp 30.000 Per Hari

Kompas.com - 26/02/2020, 12:12 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Meski masih duduk di kelas V SDN Wanio, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, Aan Nur Pratama sudah harus menjalani kehidupan yang keras.

Selepas sekolah, dia harus datang ke tempat perajin batu bata untuk bekerja mengeringkan batu bata.

Setengah hari bekerja, Aan bisa mengeringkan hingga 10.000 batu bata.

Atas kinerjanya itu, Aan memperoleh bayaran Rp 30.000 sehari.

"Aan anaknya rajin dan telaten, dia mampu menjemur batu bata sebanyak 7.000 hingga 10.000 dalam setengah hari. Kadang jika Aan menjemur lebih dari biasanya terpaksa saya harus berhutang upah kepada Aan jika pesanan batu bata belum dibayar pelanggan," ungkap Ancu, Bos Aan, Selasa (25/02/2020).

UPDATE : Kompas.com menggalang dana melalui kitabisa.com untuk membantu perjuangan Aan bisa terus sekolah dan menjadi tulang punggung keluarga. Sumbangkan rezeki Anda dengan cara klik sini untuk donasi.

Baca juga: Kisah Bocah Usia 7 Tahun Setia Merawat Ayah yang Dipasung

Hidupi ayah dan nenek

Cerita Aan Pelajar Kelas 5 SD Jadi Tulang Punggung Keluarga, Merawat Ayah dan NenekSUDDIN SYAMSUDDIN Cerita Aan Pelajar Kelas 5 SD Jadi Tulang Punggung Keluarga, Merawat Ayah dan Nenek
Bukan untuk bersenang-senang, uang tersebut digunakan untuk menghidupi keluarganya. Aan tinggal bersama ayahnya yang lumpuh dan neneknya yang pikun.

Uang hasil kerja keras Aan juga dikumpulkan untuk membayar biaya sekolah.

Aan harus membanting tulang di usia sedini itu lantaran ayahnya yang bernama Bahri, mengalami patah tulang belakang karena kecelakaan kerja sejak enam tahun lalu.

Sedangkan neneknya sudah renta dan pikun. Keduanya hanya bisa berbaring di tempat tidurnya.

"Saya sudah enam tahun menderita lumpuh akibat kecelakaan kerja. Saat itu saya tertimpa batu bata, dan divonis patah tulang belakang. Beruntung Aan bisa merawat saya dan neneknya yang sekarang sudah pikun," kata Bahri di rumahnya Desa Bapangi, Kecamatan Panca Lautang, Kabupaten Sidrap.

Baca juga: Viral Kisah Bocah 7 Tahun ke Sekolah Pakai Baju Kotor dan Tanpa Alas Kaki, Ini Faktanya

Sepulang sekolah, Aan selalu menyempatkan untuk merawat dan menyiapkan makan ayah dan nenek.

Setelah itu, baru ia berangkat menjemur batu bata.

Aan hanya bisa mengandalkan uang bayaran dari bosnya untuk bisa menyambung hidup.

Padahal dia sendiri memiliki cita-cita yang ingin dia raih, yaitu menjadi tentara atau polisi.

"Capek. Namun untuk biaya sekolah dan kebutuhan keluarga, sakit dan peluh terbiasa. Saya juga akan menabung demi mengejar cita-cita menjadi tentara dan polisi," kata Aan lirih.

UPDATE : Kompas.com menggalang dana melalui kitabisa.com untuk membantu perjuangan Aan bisa terus sekolah dan menjadi tulang punggung keluarga. Sumbangkan rezeki Anda dengan cara klik sini untuk donasi.

Sumber: Kompas.com (Penulis:Kontributor Pinrang, Suddin Syamsuddin | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com