KUPANG, KOMPAS.com - Jumlah babi yang mati milik warga di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur, terus bertambah.
"Data terbaru yang kami terima di Kabupaten TTU, saat ini ternak babi yang mati telah mencapai 440 ekor," ujar Kepala Dinas Peternakan NTT Dany Suhadi saat diwawancarai di Kupang, Rabu (26/2/2020).
Dany mengatakan, pihaknya belum mengetahui penyebab ratusan babi itu mati mendadak.
Baca juga: 221 Babi Mati Mendadak di Kota Kupang, Penyebabnya Masih Misteri
Menurut dia, ratusan babi yang mati di Kabupaten Belu sebelumnya sudah positif terkena virus demam babi Afrika, atau African Swine Fever (ASF).
Namun, di Kabupaten TTU, penyebab kematian babi belum diketahui secara pasti.
Saat ini, sampel darah dan organ tubuh babi yang mati di Kabupaten TTU telah dikirim ke Laboratorium Balai Veteriner Medan, Sumatera Utara.
Baca juga: Terkena Virus Flu Babi Afrika, 574 Babi Mati di Belu
Pengiriman organ tubuh babi itu untuk mengetahui penyebab kematian ratusan babi ternak.
Dany pun minta masyarakat turut membantu pemerintah melakukan pencegahan terhadap penyebaran virus tersebut.