Menurut dia, Mbah Warjin terpaksa ditandu saat akan berobat karena akses jalan menuju perkampungan penduduk tersebut tidak bisa dilalui kendaraan bermotor, terutama roda empat.
"Memang seperti itu, karena kondisi jalannya tidak memungkinkan untuk kendaraan. Kalau musim kemarau jalan bisa dilalui, tetapi kalau musim hujan sudah pasti sulit dilalui kendaraan," ujar Qomaruddin.
Baca juga: Kakak Kelas yang Menyodorkan Kotoran Manusia Dikeluarkan dari Sekolah
Bukan kali pertama
Dia mengungkapkan, peristiwa orang sakit ditandu warga saat akan berobat bukan peristiwa pertama di Dusun Rapahombo.
Selain Mbah Warjin, warga lainnya juga pernah ditandu saat akan berobat ke tempat pelayanan kesehatan, termasuk warga yang hendak melahirkan.
"Yang menandu kemarin warga di sana, dipimpin Pak Kepala Dusun Rapahombo. Sebelum-sebelumnya juga begitu, misalnya ada warga yang mau melahirkan, ditandu ke tempat persalinan di dekat balai desa ini," kata Qomaruddin.
Menurut Qomaruddin, ada petugas medis yang ditugaskan ke Dusun Rapahombo. Petugas itu datang setiap satu pekan sekali.
Pembangunan jalan terkendala
Qomaruddin mengatakan, Pemerintah Desa Klitih sudah lama mengajukan perbaikan akses jalan menuju Dusun Rapahombo agar layak dilalui, baik saat musim kemarau maupun musim hujan.
Namun, pembangunan atau perbaikan akses jalan ke Dusun Rapahombo belum juga diperoleh karena berbagai alasan.
"Untuk infrastruktur kita ajukan ke berbagai sumber, maksudnya sumber dana mana yang bisa kita minta, ya kita minta bantuan," kata Qomaruddin.
Menurut Qomaruddin, pembangunan atau perbaikan akses jalan ke Dusun Rapahombo terkendala besarnya biaya serta kewenangan lahan yang dilintasi menuju Dusun tersebut.
"Kalau jalan, jalannya memang masuk adminstratif Desa, cuma kepemilikannya kan milik Perhutani. Kendala berikutnya ya soal dana yang tidak kecil," kata dia.