Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kakek 71 Tahun Selamatkan Puluhan Siswa Hanyut Saat Susur Sungai, Dengar Teriakan Saat Sapu Makam

Kompas.com - 25/02/2020, 18:48 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Sudiro (71) sedang menyapu makam saat mendengar teriakan anak-anak dari Sungai Sempor, Sleman pada Jumat (21/2/2020).

Curiga dengan teriakan tersebut, pria yang akrab dipanggil Mbah Diro itu meminta anaknya untuk mengecek sungai. Sang anak mengatakan ada banyak anak-anak yang hanyut di sungai.

"Anak saya teriak ada yang kintir (hanyut)," ungkapnya.

Mbah Dirgo kemudian meninggalkan makam dan menuju ke Sungai Sempor yang hanya berjarak sekitar 100 meter.

Di Sungai Sempor, Mbah Dirgo melihat Sudarwanto alias Kodir dan beberapa warga menyelamatkan anak-anak yang hanyut.

Baca juga: Pembina Pramuka Tak Khawatir Ratusan Siswa Susur Sungai Sempor karena Miliki Teman yang Biasa Mendampingi

Ia juga menyaksikan anak-anak pramuka berteriak meminta tolong sambil berpegangan pata batu dan pinggiran sungai.

Mbah Dirgo kemudian meminta salah satu warga mengambil tangga yang bisa digunakan untuk mengevakuasi anak-anak.

Ia lalu langsung turun ke sungai dan menggendong salah satu anak ke pinggir sungai walaupun arus sungai cukup deras.

Bahkan saat itu ia mengaku sempat hanyut karena derasnya arus sungai dan kakinya terjepit.

Baca juga: Transfer Uang di Bank, Alasan Pembina Pramuka Tinggalkan 249 Siswa Saat Susur Sungai

"Anak kan saya gendong, tapi masih ketakutan, karena arusnya deras kaki saya terjepit di wadas. Saya tarik, ya terus luka sedikit ini, tapi tidak apa-apa yang penting anaknya selamat," bebernya.

Ia bercerita jika kesulitan saat mengevakuasi anak-anak karena usianya tidak muda lagi dan arus sungai yang deras.

"Saya memang sudah tua, tapi demi keselamatan anak-anak saya ikut menolong," urainya.

Mbah Diro tak ingat berapa jumlah anak-anak yang telah ia tolong. Ia hanya mengatakan ada puluhan anak yang dibawanya ke pinggir sungai.

"Yang saya tolong Alhamdulilah selamat semua," ungkapanya.

Baca juga: Kisah Mbah Diro Gendong Siswa dan Nyaris Terbawa Arus Saat Selamatkan Puluhan Korban Susur Sungai

 

Berat mendapakan penghargan

Proses evakuasi para siswa SMP Negeri 1 Turi Sleman, Yogyakarta, yang hanyut di Sungai Sempor saat melakukan kegiatan Pramuka susur sungai.dok BNPB Proses evakuasi para siswa SMP Negeri 1 Turi Sleman, Yogyakarta, yang hanyut di Sungai Sempor saat melakukan kegiatan Pramuka susur sungai.
Mbah Diro dan Sudarwanto alias Kodir mendapatkan penghargaan dari pemerintah melalui Kementerian Sosial karena telah memnyelamatkan para siswa yang hanyut saat susur sungai.

Pemberian penghargaan tersebut bersamaan dengan kegiatan Sosialisasi Program Restorasi Sosial Kemensos RI serta peresmian Sekretariat Relawan Sembada oleh Bupati Sleman, Sri Purnomo.

"Setelah mendengar informasi dari para media juga, Menteri Sosial memerintahkan kepada kami untuk memberikan apresiasi penghargaan kepada Pak Sudarwanto dan Pak Sudiro," ujar Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kemensos RI Rachmat Koesnadi saat ditemui di Mako Tagana Sleman, Selasa (25/2/2020).

Baca juga: 10 Siswa Tewas Saat Susur Sungai, Pembina Pramuka: Semoga Keluarga Korban Bisa Memaafkan Kesalahan Kami

Sudarwanto dan Sudiro mendapatkan penghargaan berupa sertifikat dan uang tunai sebesar Rp 10.000.000.

Sementara itu Mbah Diro mengaku tak hanya dirinya dan Kodir yang menolong para siswa. Namun banuak warga yang ikut membantu para peserta susur Sungai Sempor.

"Saya berat menerima ini. Ya karena bukan hanya saya tapi banyak yang menolong," urainya.

Mbah Diro mengungkapkan uang penghargaan diterimanya nantinya akan dibagikan kepada warga yang ikut membantu menolong para siswa yang hanyut di Sungai Sempor.

Baca juga: Fakta Baru Tragedi Susur Sungai Sempor di Sleman, 3 Tersangka Ditahan hingga Tanggapan Sri Sultan

"Uang ini akan saya bagikan dan saya sumbangkan untuk membangun masjid," bebernya.

Sementara itu, Sudarwanto menegaskan apa yang dilakukanya di Sungai Sempor saat kejadian, semata-mata karena naluri manusia menolong sesama.

Pria yang mempunyai hobi memancing ini tidak mengharapkan apapun.

"Saya sebenarnya tidak sanggup menerima ini. Niat saya hanya menolong, karena kemanusiaan," tegasnya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Wijaya Kusuma | Editor: Khairina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com