Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kota Mati Waduk Jatigede Mulai Tenggelam, Warga Diminta Tinggalkan Wilayah Genangan

Kompas.com - 25/02/2020, 17:27 WIB
Aam Aminullah,
Farid Assifa

Tim Redaksi

SUMEDANG, KOMPAS.com - Kota mati Waduk Jatigede, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, perlahan kembali mulai tenggelam seiring tingginya intensitas curah hujan yang terjadi sejak memasuki tahun 2020.

Untuk itu, warga yang beraktivitas di wilayah genangan Waduk Jatigde diminta waspada dan meninggalkan wilayah genangan menuju elevasi aman.

Pelaksana Teknik Pejabat Pembuat Komitmen Perencanaan Bendungan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung, Yuyu Wahyudin mengatakan, wilayah genangan Waduk Jatigede yang sebelumnya digunakan berbagai aktivitas diharapkan kembali steril.

Baca juga: Tari Umbul Kolosal di Waduk Jatigede, 6 Orang Kesurupan, 78 Pingsan

Khususnya, warga yang membangun warung dadakan di wilayah genangan, atau berada di bawah elevasi tertinggi waduk yakni 260 Mdpl.

Sebab, kata Yuyu, mulai tahun ini, BBWS akan melakukan proses pengisian air (Impounding) hingga posisi normal atau pada posisi elevasi tertinggi di 260 mdpl.

"Terkait pengisian air pada posisi normal ini, kami telah mengirimkan surat edaran kepada pihak pemerintah daerah. Mulai dari kepala desa hingga camat di wilayah Waduk Jatigede," ujar Yuyu kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa (25/2/2020).

Yuyu menuturkan, surat edaran ini disampaikan karena hingga saat ini, masih ada warga yang beraktivitas di lokasi genangan.

Khususnya, bangunan yang digunakan warga untuk aktivitas warung di zona genangan atau di bawah elevasi 260 Mdpl.

"Kami sampaikan agar segera meninggalkan aktivitas di zona genangan. Ketika tinggi muka air naik, maka jangan lagi ada aktivitas karena itu berbahaya," tutur Yuyu.

Yuyu menyebutkan, saat ini, tinggi muka air Waduk Jatigede terus naik.

Dari data terakhir pada 20 Februari 2020, kata Yuyu, muka air Waduk Jatigede berada pada posisi 249.91 Mdpl.

"Hingga tanggal 20 Febuari kemarin, kenaikan air sudah mencapai 11 meter, dari titik muka air terendah pada Desember 2019. Dan tiap harinya, muka air waduk memang terus naik," sebut Yuyu.

Yuyu menuturkan, kenaikan muka air waduk terjadi karena tingginya intensitas hujan di wilayah hulu (Garut) hingga di sekitar Waduk Jatigede (Sumedang).

Tingginya hujan di wilayah hulu ini membuat debit air yang datang dari Sungai Cimanuk, juga terus menaik dengan kisaran 69.03 meter kubik/detik.

"Saat ini, kami juga telah menutup pintu waduk, atau tidak lagi mengalirkan air dari waduk ke hilir (Majalengka, Cirebon). Karena, ketersediaan air di hilir sudah tercukupi," tutur Yuyu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com