Sementara itu, Wakapolres Sleman Kompol M KAsim Akbar Bantilan mengatakan, saat kegiatan itu IYA meninggalkan 249 siswa karena ada keperluan.
"Yang bersangkutan pergi karena ada urusan yang dikerjakan. Jadi yang bersangkutan ada keperluan mentransfer uang di bank," katanya saat jumpa pers di Mapolres Sleman, Selasa (25/2/2020).
Baca juga: Ternyata Lokasi Susur Sungai Sempor yang Tewaskan 10 Siswa Baru Ditentukan H-1 Lewat Grup WA
IYA, kata Wakapolres, salah satu orang yang telah memperoleh sertifikat Kursus Mahir Dasar (MKD) Pramuka.
Selain itu, IYA juga merupakan salah satu orang yang mempunyai ide dan penentu lokasi.
"Yang bersangkutan IYA tidak ikut turun (mendampingi siswa susur sungai)," ujarnya.
Baca juga: 3 Pembina yang Miliki Sertifikasi MKD Pramuka Tak Ikut Susur Sungai Sempor yang Tewaskan 10 Siswa
Seperti diberitakan, polisi telah menetapkan tiga tersangka dalam peristiwa susur Sungai Sempor yang menewaskan 10 siswa SMPN 1 Turi.
Ketiga tersangka yakni IYA yang merupakan guru olahraga SMP Negeri 1 Turi, R, guru seni budaya SMP Negeri 1 Turi, dan DDS, tenaga bantu pembina Pramuka dari luar sekolah SMP Negeri 1 Turi.
Selain korban meninggal, sejumlah korban selamat juga mengalami trauma.
(Penulis: Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma | Editor: David Oliver Purba, Khairina)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.