BANDUNG, KOMPAS.com - PT Jasa Marga masih berupaya memperbaiki tebing yang longsor di pinggir ruas Jalan Tol Cipularang KM 118+600 Bandung arah Jakarta.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat PT Jasa Marga Cabang Purbaleunyi Nandang Erlan menyebut perbaikan ini ditarget selama 1 bulan apabila dalam kondisi cuaca yang baik.
"Perbaikan target 1 bulan dalam cuaca baik," kata Nandang yang dihubungi, Senin (24/2/2020).
Baca juga: Pagi Ini di Tol Cipularang Diberlakukan Pemisahaan Lajur Mulai KM 118+800 hingga KM 118+500
Pengerjaan penguataan lereng, kata dia, sampai saat ini masih berlangsung.
"Perkuatan tebing sheet pile atau tiang pancang terpasang 112 buah, pekerjaan dinding penahan tanah (buttress) masih berlanjut," kata Nandang.
Selain itu, alat ukur robotik yang memantau pergerakan tanah di lokasi sekitar pun telah dipasang.
"Pemantauan 24 jam pergerakan tanah sudah dipasang dengan alat ukur robotik per 30 menit," tuturnya.
Meski demikian, cuaca dinilai menjadi kendala dalam pengerjaan penguatan lereng ini.
"Betul (kendapanya) cuaca, karena kalau hujan alat berat harus berhenti, begitu SOP nya," kata Nandang.
Seperti diketahui, gerakan tanah ini terjadi di Kampung Hegarmanah, Desa Sukatani, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat yang juga sempat mengancam lereng ruas Jalan Tol Cipularang KM 118+600B arah Jakarta.
Gerakan tanah yang terjadi Selasa (11/3/2020) sekitar pukul 21.00 WIB itu berada pada koordinat 06° 50' 2" LS - 107° 29' 38" BT, pada ketinggian 755 md.
Material longsor berupa lumpur dan tanah mengakibatkan dua rumah dan tiga hektar sawah rusak. Sekitar 80 kepala keluarga sempat dievakuasi, bahkan longsor pun mengancam badan jalan tol km 118+600B Tol Cipularang.