Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelajaran Sekolah Diganti Pembersihan Sisa Banjir di Pamekasan

Kompas.com - 24/02/2020, 13:27 WIB
Taufiqurrahman,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

PAMEKASAN, KOMPAS.com - Ratusan siswa SMP Negeri 1 Pamekasan, Jawa Timur, hari ini, Senin (24/2/2020), tidak diberi pelajaran di dalam kelas.

Pasalnya, seluruh ruangan di sekolah ini terisi lumpur yang dibawa saat banjir merendam sekolah tersebut sejak Sabtu kemarin.

Para siswa kemudian diperintahkan oleh kepala sekolahnya agar membersihkan seluruh ruangan kelas dan ruangan guru, serta tempat ibadah.

Baca juga: Cerita Korban Banjir di Pamekasan yang Menunggu Tambahan Bantuan

Sebelum pembersihan ruangan dilakukan, para siswa disuruh untuk memindahkan berkas-berkas sekolah yang sudah lapuk, karena terendam air selama dua hari.

Buku pelajaran dan beberapa rapor siswa juga banyak yang rusak karena terendam air.

Zidan Al Rinu, salah satu siswa mengaku terkejut melihat kondisi sekolahnya penuh dengan lumpur.

Zidan awalnya ragu untuk masuk ke halaman sekolah.

Baca juga: Siswi SD Diperkosa Guru sejak Kelas VI, Pertama di Ruang Kepala Sekolah

Namun, karena melihat banyak teman-temannya yang sudah kerja bakti membersihkan halaman sekolah, akhirnya Zidan ikut bersama-sama membersihkan sekolah.

"Tadi kita diperintahkan guru agar kerja bakti, karena sekolah banyak lumpurnya. Jadi hari ini tidak ada pelajaran," kata Zidan.

Kepala SMPN 1 Pamekasan Jamil menjelaskan, banjir kali ini lebih besar dari banjir tahun-tahun sebelumnya.

Biasanya, ketinggian air banjir hanya sampai 30 sentimeter.

Namun, kali ini ketinggian air mencapai lebih dari 1 meter.

Baca juga: Jenazah Tanpa Kepala Ditemukan di Bondowoso

Akibatnya, banyak dokumen sekolah yang terendam.

"Kami tidak mengira bahwa banjir akan besar, sehingga kami tidak mengantisipasi. Buku pelajaran, rapor siswa banyak yang terendam air," kata Jamil.

Jamil sempat khawatir komputer dan server di sekolahnya yang dijadikan alat untuk mengerjakan soal-soal ujian nasional secara online juga akan terendam.

Namun, karena kesigapan penjaga laboratorium komputer, komputer dan perangkat lainnya bisa diselamatkan.

"Alhamdulillah komputer dan server aman, karena sebelumnya sudah diangkat ke lokasi yang lebih tinggi," kata Jamil.

Menurut Jamil, pagar tembok bagian belakang sekolah roboh, sehingga banyak lumpur yang masuk.

Robohnya tembok tersebut karena tidak kuat menahan air deras yang masuk ke halaman sekolah.

"Air yang masuk ke sekolah ini dari belakang, karena sekolah ini berbatasan dengan sungai besar di belakang. Tembok di belakang roboh, karena setiap ada luapan air sungai menjadi penghadang air," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com