Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Korban Banjir di Pamekasan yang Menunggu Tambahan Bantuan

Kompas.com - 24/02/2020, 09:55 WIB
Taufiqurrahman,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

PAMEKASAN, KOMPAS.com - Sudah 5 tahun warga Kelurahan Patemon dan Desa Jalmak, Kecamatan Kota Pamekasan, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, tidak pernah merasakan banjir.

Namun, di akhir Februari 2020, warga di desa tersebut terendam banjir.

Ketinggian air mencapai lebih dari 1 meter.

Baca juga: Banjir Bandang di Lombok Timur, Warga Mengungsi di Mushala

Warga sempat panik, karena tidak mengira akan ada banjir.

Selain itu, tidak ada peringatan dari pemerintah setempat jika ada potensi banjir.

Fitri, warga Kelurahan Patemon mengatakan, genangan air di sekitar rumahnya mulai terjadi pada Sabtu (22/2/2020) malam.

Waktu itu, ketinggian air baru sekitar 50 sentimeter. Namun, semakin malam, banjir semakin tinggi hingga mencapai 1,2 meter.

"Paling merepotkan mencarikan tempat tidur yang aman bagi anak-anak, karena di rumah ketinggian air sudah 1,2 meter," ujar Fitri saat ditemui, Senin (24/2/2020).

Baca juga: Jenazah Tanpa Kepala Ditemukan di Bondowoso

Sampai Minggu dini hari, Fitri bersama suaminya tidak bisa tidur, karena waswas banjir akan semakin tinggi.

Pada malam itu, keluarga Fitri baru dapat bantuan dua bungkus nasi dari pegawai kelurahan.

"Malam itu bingung mau makan apa. Alhamdulillah ada bantuan nasi bungkus sehingga selamat dari kelaparan," kata Fitri yang sehari-hari bekerja di rumah sakit.

Baca juga: Cerita Bupati soal Warga Pacitan yang Dulu Tidak Percaya Diri

Beberapa peralatan rumah tangga milik keluarga Fitri terendam banjir dan tidak sempat dievakuasi. Termasuk mobil di dalam garasi yang terendam air hingga 1 meter.

"Kasur, kursi tamu, motor, mobil dan banyak peralatan lain yang terendam. Saya sibuk menyelamatkan stok makanan dan anak-anak. Mau mengangkat kasur dan kursi tidak cukup tenaga, karena hanya berdua dengan suami," kata Fitri.

Fitri berharap, hari ini ada tambahan bantuan dari pemerintah untuk bersih-bersih lingkungan.

Sebab, banyak warga yang membutuhkan tenaga, terutama yang lanjut usia dan warga yang tinggal sendirian.

"Hari ini saya izin tidak masuk kerja karena bersih-bersih. Warga di sini banyak yang butuh tambahan bantuan fisik," kata Fitri.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pamekasan Akmalul Firdaus menjelaskan, ada tujuh titik banjir yang melanda wilayah pemukiman.

Ketujuh titik tersebut yakni Jalan Ghazali Kelurahan Jungcangcang, Jalan Sinhaji Kelurahan Parteker, Kelurahan Patemon, Desa Jalmak, Desa Laden dan Kelurahan Barurambat Timur, Gurem.

"Langkah-langkah kami mengevakuasi para lansia, balita dan warga disabilitas menggunakan perahu karet setelah ketinggian air di atas lutut," kata Firdaus, Senin.

Baca juga: Korban Banjir Tasikmalaya: Kami Sudah Lama Minta Sungai Citanduy Dikeruk, Tapi Tak Dipenuhi BBWS PUPR

Menurut Firdaus, banjir disebabkan karena tingginya curah hujan di Pamekasan sejak Sabtu sore sampai Minggu siang.

Kali Jombang dan Kalikemuning tidak mampu menampung besarnya debit air.

Kepada warga yang terdampak banjir, BPBD Pamekasan sudah mengirimkan makanan siap saji agar mereka tidak kelaparan.

Pagi ini, pokso terpadu BPBD Pamekasan masih terus memantau perkembangan air.

Sementara itu, berdasarkan perkiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tanjung Perak, Surabaya, hari ini masih akan terjadi hujan lokal dengan suhu 32 derajat celcius di Pamekasan.

BPBD Pamekasan masih tetap waspada memantau lokasi yang terdampak banjir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com