Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Banjir Tasikmalaya: Kami Sudah Lama Minta Sungai Citanduy Dikeruk, Tapi Tak Dipenuhi BBWS PUPR

Kompas.com - 24/02/2020, 06:35 WIB
Irwan Nugraha,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Warga yang terdampak bencana banjir akibat luapan air Sungai Citanduy di Desa Tanjungsari Kecamatan Sukaresik Kabupaten Tasikmalaya, meminta pertanggungjawaban dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR.  

Selama ini, masyarakat setempat melalui pemerintah desa dan Kabupaten Tasikmalaya meminta BBWS mengeruk endapan tanah sungai di wilayahnya segera dilakukan.

Apalagi bencana banjir musiman di wilayah desa tersebut kendalanya sama yakni meluapnya air di musim hujan akibat pendangkalan Sungai Citanduy.

Baca juga: Sungai Citanduy Meluap, Ratusan Makam hingga Puskesmas di Tasikmalaya Terendam Banjir

"Ini dampak banjir karena permintaan masyarakat tak dipenuhi pihak BBWS yang ada di wilayah Citanduy," kata Kepala Desa Tanjungsari Amas, kepada wartawan di lokasi banjir, Minggu (23/2/2020).

"Jadi permintaan kami agar dilakukan pengerukan. Kami korban banjir minta BBWS tanggung jawab," ujarnya. 

Bertahun-tahun minta pengerukan, tapi...

Ratusan rumah warga di Desa Tanjungsari Kecamatan Sukaresik Kabupaten Tasikmalaya, terendam banjir akibat luapan air Sungai Citanduy pasca hujan deras mengguyur wilayah itu sampai Minggu (23/2/2020) dini hari tadi.KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA Ratusan rumah warga di Desa Tanjungsari Kecamatan Sukaresik Kabupaten Tasikmalaya, terendam banjir akibat luapan air Sungai Citanduy pasca hujan deras mengguyur wilayah itu sampai Minggu (23/2/2020) dini hari tadi.
Awalnya, masyarakat meminta penanganan banjir ini kepada Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya sejak beberapa tahun lalu.

Namun, dengan alasan keterbatasan anggaran, Pemkab Tasikmalaya meminta pengerukan pendangkalan Sungai Citanduy di wilayahnya itu ke pihak BBWS Citanduy Ditjen SDA Kementerian PUPR yang berkantor di Kota Banjar.

Masyarakat pun selama ini sangat berharap pengerukan bisa dilaksanakan secepatnya meski pengajuannya dilakukan beberapa tahun sebelumnya.

Baca juga: Korban Banjir Tasikmalaya Waspada Luapan Air Sungai Citanduy Semakin Meningkat

"Karena banyak terjadi pendangkalan-pendangkalan di sungai tersebut. Apalagi banjir ini bukan kali pertama dialami masyarakat, khususnya warga Desa Tanjungsari," kata Amas. 

"Kenapa istilahnya selama ini yang kami terima hanya sosialisasi dan normalisasi saja. Sedangkan tindakan yang dibutuhkan masyarakat adalah tidak mengalami banjir yang sudah setiap tahun terjadi," tambahnya.

Masyarakat sejatinya hanya ingin pemerintah segera menangani banjir di wilayahnya akibat luapan air Sungai Citanduy.

 

Khawatir banjir susulan

Ratusan rumah di Desa Tanjungsari Kecamatan Sukaresik Kabupaten Tasikmalaya, terisolir banjir akibat luapan air Sungai Cikidang dan Citanduy pasca diguyur hujan deras tak henti-henti sampai Minggu (23/2/2020) dini hai tadi.KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA Ratusan rumah di Desa Tanjungsari Kecamatan Sukaresik Kabupaten Tasikmalaya, terisolir banjir akibat luapan air Sungai Cikidang dan Citanduy pasca diguyur hujan deras tak henti-henti sampai Minggu (23/2/2020) dini hai tadi.
Adapun mekanisme dan kewenangan instansi mana terkait penanggulangan bencana musiman ini, warga sebenarnya tak terlalu mempedulikannya.

"Di bulan ini saja kami sudah 2 kali kebanjiran. Dan air banjir kali ini lebih tinggi dibandingkan banjir perdana di awal tahun 2020. Rumah yang terdampak masih ratusan rumah," ungkapnya.

Belum lagi dampak lainnya dirasakan masyarakat karena banjir akibat luapan Sungai Citanduy ini seperti puluhan hektar sawah dan empang terendam.

Baca juga: Ratusan Rumah Terisolir Banjir di Tasikmalaya akibat Sungai Citanduy Meluap

Selama ini warga setempat terus siaga dan waspada khawatir banjir susulan terjadi. Apalagi cuaca di Tasikmalaya sampai siang ini telah mendung dan dimungkinkan terjadi lagi hujan.

"Saya sebagai kades mengkhawatirkan banjir yang akan datang. Takutnya lebih para dari banjir kali ini. Warga belum ada yang mengungsi masih tinggal di rumahnya masing-masing. Kami tetap siaga bersama RT, RW setempat, Koramil, BPBD dan pihak Kepolisian. Kalau bantuan saya sudah koordinasi dengan kecamatan dan Dinas Sosial setempat," pungkasnya.

Ratusan rumah terisolir

Ratusan makam, bangunan Puskesmas dan Sekolah dasar di Kecamatan Sukaresik Kabupaten Tasikmalaya ikut terendam banjir akibat luapan air Sungai Citanduy pasca diguyur hujan deras, Minggu (23/2/2020) dini hari tadi.KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA Ratusan makam, bangunan Puskesmas dan Sekolah dasar di Kecamatan Sukaresik Kabupaten Tasikmalaya ikut terendam banjir akibat luapan air Sungai Citanduy pasca diguyur hujan deras, Minggu (23/2/2020) dini hari tadi.
Sampai berita ini diturunkan belum ada keterangan resmi dari pihak BBWS Citanduy Ditjen SDA Kementerian PUPR terkait langkah penanganan luapan air Sungai Citanduy yang menyebabkan bencana banjir di Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya.

Diberitakan sebelumnya, ratusan rumah di Desa Tanjungsari Kecamatan Sukaresik Kabupaten Tasikmalaya, terisolir banjir akibat meluapnya air Sungai Citanduy dan Cikidang setelah diguyur hujan deras, Minggu (23/2/2020) dini hari tadi.

Dua kampung Bojongsoban dan Cicalung di desa tersebut mengalami genangan banjir paling parah ke kawasan pemukiman dengan ketinggian air banjir mencapai setengah meter lebih.

Baca juga: Geliat Penghijauan di Hulu Sungai Citanduy

Ratusan warga pun terus bersiaga khawatir luapan air di kedua sungai itu akan terus bertambah pasca hujan mulai reda Minggu pagi.

Banjir akibat luapan Sungai Citanduy ini pun merendam puluhan rumah dan asrama putri di Komplek Pondok Pesantren Suryalaya.

Meski bencana banjir ini tak menimbulkan korban jiwa, warga setempat berharap pemerintah daerah segera menangani serius permasalahan banjir musim di wilayahnya tersebut. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com