Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Matt Wright, Giliran Forrest Galante Coba Tangkap Buaya Berkalung Ban

Kompas.com - 24/02/2020, 06:15 WIB
Erna Dwi Lidiawati,
Khairina

Tim Redaksi

PALU, KOMPAS.com - Sejak kemunculan pertamanya di 2016 silam, buaya berkalung ban terus diburu. Bukan untuk di bunuh, tapi mau diselamatkan.

Ban yang sudah 4 tahun terjebak di leher buaya itu mau dilepaskan. Namun, upaya melepaskan ban di leher buaya bisa dibilang susah-susah gampang. 

Panji petualang pernah ke Palu, Sulawesi Tengah, tahun 2018 silam. Misi Panji gagal.

Baca juga: Upaya Tangkap Buaya Berkalung Ban di Palu Dihentikan hingga Matt Wright Kembali

 

Setelah Panji, dua pakar sekaligus pemerhati buaya dari Australia, Matt Wrght dan Christ Willson, pertengahan Februari 2020 juga datang ke Kota Palu dengan misi yang sama. Lagi - lagi gagal.

Hampir dua pekan dua bule asal Australia itu hilir mudik di Sungai Palu. Toh, mereka akhirnya kembali ke negaranya. Si buaya tetap berkalung ban.

Setelah Matt, orang dari Palopo Utara, Dawi (45) juga berkeinginan sama, yakni membebaskan ban di leher buaya.

Dawi bekerja sebagai petani dan juga pemburu buaya untuk diambil kulitnya. Sudah lebih dari 100 ekor buaya yang ukuran kecil dan besar sudah dikuliti.

Namun, dalam misi ini, Dawi yang akan dibantu dua orang anaknya mengaku hanya menolong sang buaya.

"Saya  dengar infonya di TV, makanya saya ke sini. Tapi saya tidak akan bunuh buaya itu, kan katanya cuma dibilang mau buka itu ban kan," begitu kata Dawi dengan logat selatannya yang kental.

Dawi tak direstui BKSDA. Selain buaya berkalung ban yang stress karena hampir dua pekan terus diburu oleh Matt, Dawi juga belum mengantongi izin.

Nah, kini giliran Forrest Galante. Dia adalah pembawa acara televisi Extinct or Alive on Animal Planet.

Bersama timnya, mereka sudah mendapat restu dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Baca juga: Ketika Buaya Berkalung Ban Pindah ke Toko Roti

 

Misi Forrest juga sama melepaskan ban di leher buaya yang malang.

Rino Tobing, salah satu anggota Satgas Penyelamatan Satwa Liar, BKSDA Sulawesi Tengah mengatakan, pihaknya sudah menerima surat permohonan soal rencana Forrest Galante bersama tim untuk misi mengeluarkan ban di leher buaya sungai Palu.

Namun pihaknya belum mengetahui kapan Forrest datang ke Palu.

"Surat permohonannya sudah kami terima tapi kami belum ada kabar, kapan mereka akan ke Palu," kata Rino, lewat pesan di  WhatsApp, Sabtu (22/2/2020).

Terkait dengan upaya penyelamatan buaya berkalung ban oleh Foresst Galante bersama tim. Kepala Satgas Penanganan buaya berkalung ban, Haruna, mengatakan tak masalah.

"Silakan saja, pada prinsipnya kami siap menerima mereka. Namun saat ini kami menghentikan sementara upaya ini. Hal ini tentu saja  untuk mengembalikan kondisi buaya selama operasi penyelamatan yang kami lakukan belum lama ini, mungkin sekitar 3 mingguan, " jelas Haruna. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com