Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Macan Tutul Besar Turun Gunung Terkam Ternak Kambing Warga

Kompas.com - 23/02/2020, 07:53 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JEPARA, KOMPAS.com - Seekor macan tutul jawa (Panthera pardus melas) memangsa ternak warga di Desa Damarwulan, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.

Kabar tersebut menghebohkan masyarakat di Desa Damarwulan yang merupakan dataran tinggi berdekatan dengan kawasan hutan Pegunungan Muria.

Pejabat Pengendali Ekosistem Hutan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jateng, Budi Santoso mengatakan, dalam semalam pada Rabu (19/2/2020) dini hari, macan tutul tersebut memangsa beberapa ekor ayam milik warga setempat.

Dan terakhir kali, macan tutul tersebut menyerang kambing milik warga.

Baca juga: Macan Tutul Mati di Pati Diduga Akibat Pertarungan Berebut Teritori

"Tengah malam memangsa ayam milik Pak Sali, lalu jam 1 dini hari memangsa ayam milik Pak Rozik dan kemudian pada subuh menerkam kambing milik Pak Rozik. Kambing tak jadi dimangsa lantaran kepergok pemiliknya," kata Budi, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (22/2/2020).

Budi menuturkan, Rozik dan istri melihat langsung macan tutul itu beraksi di kandang kambing belakang rumah.

Jarak antara kandang kambing dengan hutan sekitar 500 meter.

Mereka menengok kandang karena terganggu dengan suara gaduh beberapa kambing. 

"Mereka menghampiri kandang kambing dan melihat jelas macan tutul berukuran besar menerkam kambingnya. Seketika itu pula macan tutul langsung kabur. Posisi kandang terang karena ada pencahayaan," ujar Budi.

Menerima laporan tersebut, tim BKSDA Jateng beserta TNI, kepolisian serta pihak desa langsung meninjau ke lokasi macan tutul menyerang ternak tersebut.

Petugas juga melakukan sosialisasi kepada warga terkait bagaimana langkah yang harus dilakukan ketika melihat macan tutul atau hewan buas lainnya.

Di antaranya warga diimbau menambah pencahayaan pada kandang ternak, menggiatkan ronda malam serta menghidupkan radio/televisi, karena sejatinya macan tutul enggan bertemu manusia.

Baca juga: Macan Tutul Mati di Pati Diduga karena Cuaca Ekstrem

"Dari jejaknya, kaki macan dewasa. Kemungkinan indukan sedang mencari makan untuk anaknya karena musim susah berburu," kata Budi.

Sementara itu, Stakeholder Engagement Manager Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) Rudi Zapariza, menyampaikan, ada beberapa kemungkinan ketika macan tutul terpaksa turun gunung ke permukiman untuk mencari mangsa.

Salah satu penyebabnya yakni faktor cuaca ekstrem.

"Perubahan cuaca sehingga buruan macan tutul tak ada di hutan. Bisa juga karena kawasan yang sudah mulai berkurang sehingga rantai makanan menjadi terganggu," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com