Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berujung Maut, Kepala SMPN 1 Turi Sebut Susur Sungai Program Rutin

Kompas.com - 23/02/2020, 06:00 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Susur sungai yang dilakukan siswa-siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Turi, Jumat (21/2/2020) sore berujung maut.

Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Turi, Tutik Nurdiyana mengatakan bahwa susur sungai merupakan program lama dan rutin dilakukan di sekolahnya.

Adapun, susur sungai dilakukan saat kegiatan ekstrakulikuler pramuka dan sudah berlangsung beberapa kali.

"Saya di sini kepala sekolah baru 1,5 bulan. Program-program ini (susur sungai) melanjutkan yang lama," katanya.

Semester kemarin pun, lanjut Tutik, susur sungai telah dilakukan.

Baca juga: Pakar: Susur Sungai Tidak untuk Anak dan Remaja, apalagi Musim Hujan

Dianggap biasa

Ilustrasi THINKSTOCK.COM Ilustrasi
Tutik terkejut saat tiba-tiba dirinya mendapatkan laporan kegiatan susur sungai yang berakhir kecelakaan.

Sebab, ia tidak merasa dimintai izin mengenai kegiatan tersebut.

Pendamping, kata dia, tidak memberikan laporan. Sehingga, kegiatan susur sungai sore itu tidak diketahuinya.

"Jujur, saya tidak mengetahui adanya program susur sungai di hari kemarin itu, mereka tidak matur (laporan)," katanya.

Tutik menduga, tidak adanya laporan diperkirakan lantaran pendamping merasa susur sungai tersebut merupakan program lama dan hal yang biasa dilakukan.

"Karena mungkin menganggapnya anak-anak biasa, anak Turi susur sungai itu hal biasa," ucap dia.

Saat peristiwa terjadi, Tutik mengatakan, ada tujuh orang guru-guru SMPN 1 Turi yang mendampingi para siswa.

Baca juga: Aku Pegangan Batu tapi Arus Besar, Keseret, Kegulung, Kaki Terjepit

Delapan tewas

Proses evakuasi para siswa SMP Negeri 1 Turi Sleman, Yogyakarta, yang hanyut di Sungai Sempor saat melakukan kegiatan Pramuka susur sungai. Untuk sementara, empat orang ditemukan tewas.dok BNPB Proses evakuasi para siswa SMP Negeri 1 Turi Sleman, Yogyakarta, yang hanyut di Sungai Sempor saat melakukan kegiatan Pramuka susur sungai. Untuk sementara, empat orang ditemukan tewas.
Hingga saat ini, korban tewas dari peristiwa susur sungai berujung maut itu sebanyak delapan orang.

Dua orang siswa masih dalam pencarian.

Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan, kegiatan yang menewaskan murid-murid itu merupakan kecerobohan pihak sekolah.

Sebab, susur sungai yang idealnya dilakukan saat kemarau malah dilaksanakan pada saat musim hujan.

"Ini kan bahaya sekali," katanya.

Sedangkan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X meminta penyelenggara bertanggung jawab atas peristiwa hanyutnya siswa SMPN 1 Turi.

"Saya mohon pimpinan sekolah bisa bertanggung jawab atas musibah ini," ungkapnya, seperti dilansir dari Tribun Jogja.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Wijaya Kusuma | Editor: Farid Assifa, Candra Setia Budi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com