Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Macan Tutul Mati di Pati Diduga Akibat Pertarungan Berebut Teritori

Kompas.com - 22/02/2020, 08:12 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PATI, KOMPAS.com - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah menyampaikan bahwa dari hasil pemeriksaan medis telah ditemukan sejumlah luka pada fisik macan tutul Jawa (Panthera pardus melas) yang ditemukan mati di kawasan Pegunungan Muria, Dukuh Beji, Desa Plukaran, Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati, Jawa Tengah pada  Minggu (12/1/2020) lalu. 

Beji adalah dusun tertinggi Desa Plukaran yang berbatasan langsung dengan hutan negara.

Merujuk hasil diskusi dengan ahli forensik dari Departemen Patologi Anatomi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga, Surabaya, telah terjadi pertarungan antar-jantan memperebutkan areal jelajah (home range).

Luka-luka akibat perebutan teritori itulah yang diduga kuat menjadi penyebab kematian macan tutul berusia 1,5 tahun tersebut.

Baca juga: Macan Tutul Mati di Pati Diduga karena Cuaca Ekstrem

Hasil visum menyebutkan, macan tutul mati karena mengalami kekurangan oksigen akibat robeknya paru-paru dan diafragma.

Total ada delapan luka terbuka di sisi kiri. Delapan luka itu terdiri dari dua luka sedalam 3,5 cm hingga 4 cm yang merobek dada dan paru-paru kiri.

Ada pula luka di paha kiri sedalam 1 hingga 2 cm. Luka lain sedalam 0,1 cm.

Panjang luka sisi kiri 1 hingga 7 cm. Dua luka sisi kanan, mengenai paha dan sebagian perut. Panjang sayatan 25 cm.

"Dugaan karena perkelahian antar jantan berebut teritori, sehingga mengalami luka robek akibat cakaran individu buas atau macan tutul lain," terang Darmanto, kepala BKSDA Jateng saat dihubungi Kompas.com, Jumat (21/2/2020).

Meski demikian, sebelum mati, macan tutul diduga dalam kondisi lemas akibat tak makan selama 24 jam.

Hasil visum tidak ditemukan sisa makanan pada usus halus dan usus besar.

Pun demikian kandung kemih macan tutul kosong. Anus macan tutul juga berdarah.

BKSDA Jateng pun menggandeng dokter hewan dalam proses nekropsi (bedah bangkai) dan dari hasil pemeriksaan dengan fasilitas sinar x-ray di klinik hewan tidak ditemukan adanya proyektil, benda asing di fisik macan tutul.

Struktur tulang macan tutul juga tak mengalami perubahan.

"Jadi bukan korban perburuan. Tidak ditemukan luka-luka yang mengarah ke situ. Cuaca ekstrem dan kondisi kesehatan juga memengaruhi," kata Darmanto.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com