Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

'Mereka Menuduh Kami Lebih Kafir dari Polisi', Kata Adik Trio Bom Bali I Soal Perangnya Melawan Radikalisasi

Kompas.com - 22/02/2020, 05:10 WIB
Pythag Kurniati

Editor

 

"Hanya perlu menarik pelatuk"

Ketika ditanya kelompok mana yang lebih cepat dalam merekrut dalam kondisi sekarang, Ali mengatakan, "Fakta di lapangan kelompok yang mengusung radikalisasi yang menang, hanya perlu narik trigger (pelatuk), ada banyak yang bisa direkrut, sementara proses deradikalisasi butuh waktu yang jauh lebih lama."

Ia menyebut upaya "komprehensif pemerintah dan swasta" agar deradikalisasi menjadi pemenang.

"Apalagi rekrutmen bisa lewat Facebook, Instagram, Whatsapp, tentu lebih memudahkan. Tapi upaya deradikalisasi dilakukan secara terstruktur, masyarakat dilibatkan, saya yakin dengan masyarakat dilibatkan, group deradikalisasi bisa memenangkan itu," katanya lagi.

Namun Ali juga menyebut tak banyak orang yang "siap menjadi Ali Fauzi karena tantangan, ancaman cukup kuat, bukan hanya ancaman verbal, ancaman pembunuhan selalu ada. Tapi jujur, saya tidak takut, karena apa yang saya lakukan sekarang, saya bagian dari perbuatan baik. Toh, kemudian saya pun harus mati, saya ikhlas dan rela".

Baca juga: Indonesia dan Singapura Sepakat Teruskan Kerja Sama Antaragama Tangkal Radikalisme dan Terorisme

'Efektivitas program unik deradikaliasi yang dilakukan di Indonesia ini belum dievaluasi' menurut peneliti terorisme Sidney Jones.

"Tapi ada dua aspek yang terlibat dalam semua program yang sukses. Kelakuan yang baik, yang manusiawi dari pejabat apalagi polisi atau pejabat lapas, dan yang kedua program mentoring ada pendamping yang bisa mengikuti orang itu selama bukan hanya dua tiga minggu tapi sampai satu tahun."

Sidney Jones juga menyebut faktor kebutuhan ekonomi memainkan peranan penting terkait seorang mantan napiter untuk kembali ke kekerasan atau tidak.

"Dalam beberapa program ada juga unsur bantuan terhadap keluarga, supaya misalnya kalau tak ada uang untuk sekolah anak, bisa ditangani. Dan kadang-kadang salah satu akibat program itu. Orang tidak melihat pemerintah sebagai musuh lagi, itu penting sekali," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com