Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

'Mereka Menuduh Kami Lebih Kafir dari Polisi', Kata Adik Trio Bom Bali I Soal Perangnya Melawan Radikalisasi

Kompas.com - 22/02/2020, 05:10 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Seorang pembuat bom dan adik dari trio pelaku Bom Bali 1, mengatakan langkah merekrut teroris jauh lebih mudah dibandingkan upaya deradikalisasi yang tengah dijalankannya melalui kantor di desa asal mereka, Tenggulun, Jawa Timur.

Ali Fauzi, pembuat bom dalam kelompok Jemaah Islamiyah, yang menjalani pelatihan militer di Filipina Selatan pada pertengahan 1990-an, menjadikan Desa Tenggulun di Kabupaten Lamongan sebagai tempat transit para mantan narapidana terorisme (napiter), untuk meninggalkan kekerasan.

Tenggulun, desa asal trio kakak beradik pelaku Bom Bali 1, pernah menjadi tempat penyimpanan sekitar 13 ton bahan peledak, yang digunakan Jemaah Islamiyah dalam berbagai serangan teror di Indonesia mulai tahun 2000-2009.

Kakak beradik di balik Bom Bali 1, Amrozi dan Ali Gufron alias Mukhlas dieksekusi pada 2008, sementara Ali Imron menjalani hukuman seumur hidup.

Baca juga: Dahnil Kini Sebut Eks Teroris Tak Bisa Ikut Komponen Cadangan Pertahanan

Ali Fauzi mengatakan deradikalisasi yang ia lakukan bersama teman-temannya sekitar empat tahun terakhir berjalan lebih pelan dibandingkan dengan kemunculan pelaku-pelaku teror lain, termasuk Jamaah Anshorut Daulah (JAD), yang terkait dengan kelompok yang menyebut diri Negara Islam atau ISIS.

Anggota JAD dituding berada di balik sejumlah serangan termasuk pemboman gereja Surabaya pada Mei 2018, serangan kantor polisi di Medan November lalu, dan yang terakhir penusukan terhadap mantan Menko Polhukam Wiranto.

Ali menyebut di seputar tempat tinggalnya, Pantai Utara Jawa, Jawa Timur saja, "ada puluhan orang yang berangkat ke Suriah dan Irak" sementara penangkapan anggota terkait JAD, masih terus berlangsung selama beberapa tahun terakhir.

Baca juga: Bebas, Napi Teroris di Ngawi Dikawal Saat Pulang Kampung ke NTB

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com