Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Priscilla, Perempuan yang Jatuh Cinta pada Cokelat: Dirikan Pabrik, Toko dan Museum di Padang

Kompas.com - 21/02/2020, 07:04 WIB
Perdana Putra,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PADANG, KOMPAS.com - Bukan hanya gemar memakannya, namun wanita satu ini telah jatuh cinta pada cokelat.

Dia adalah Priscilla Partana (28), seorang lulusan University Reading, Inggris dan University Le Cordon Bleu, Paris, Prancis.

Salah satu bukti jatuh cintanya Priscilla pada cokelat adalah dengan menanam pohon cokelat hingga 7 hektare, kemudian mendirikan pabrik hingga membuat museum cokelat di Padang, Sumatera Barat.

Ide gila Priscilla ini dimulai saat kuliah di Le Cordon Bleu pada tahun 2017.

Saat itu dia kuliah di jurusan kuliner yang berkaitan dengan produk makanan. Salah satunya adalah cokelat.

Baca juga: Kisah Cinta Pasutri Tunanetra Penjual Kerupuk, Setiap Bertengkar, Istri Luluh dengan Cokelat

Priscilla yang memang sangat menyukai cokelat sejak kecil melihat sebuah kondisi yang tidak bagus dalam mata rantai pengolahan cokelat itu.

"Ini yang membuat saya berpikir. Biji cokelat diekspor ke Eropa, kemudian di Eropa diolah menjadi produk cokelat kemudian kembali dijual lagi ke Indonesia dengan harga mahal. Kenapa tidak diolah saja di Indonesia?" kata Priscilla kepada Kompas.com, Kamis (20/2/2020) di Padang.

Setelah mempelajari teknik pengolahan cokelat itu, Priscilla bercita-cita mendirikan pabrik cokelat sendiri sehingga cokelat Indonesia tidak perlu diekspor ke luar negeri.

Untuk mendirikan pabrik pengolahan cokelat itu tentu tidak mudah.

Salah satunya adalah karena mahalnya harga mesin pengolahan sehingga biji cokelat Indonesia lebih banyak diekspor daripada diolah sendiri di dalam negeri.

"Indonesia itu adalah penghasil cokelat ketiga di dunia. Namun kenyataannya 99 persen diekspor ke luar negeri dan hanya 1 persen diolah sendiri di dalam negeri," kata Priscilla.

Minjam modal ke orangtua

Niat Priscilla untuk membuka pabrik cokelat di Padang awalnya tidak berjalan mulus. Sebab harga mesin pengolahan cokelat itu tidak murah.

Harganya mencapai ratusan juta rupiah, sementara Priscilla tidak memiliki modal untuk membelinya.

Setelah merayu dan meyakinkan orangtuanya, akhirnya Priscilla mendapatkan pinjaman dari orang yang dikasihinya itu.

"Bingung juga awalnya. Dari mana dapat modal. Setelah saya ceritakan keinginan saya, akhirnya orangtua mendukung," jelas Priscilla.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com