Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Bocah 7 Tahun Tewas Disiksa Tante, Broken Home, Ibu Jadi Tahanan Lapas

Kompas.com - 21/02/2020, 06:10 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS -  PR berusia 7 tahun ditemukan tak sadarkan diri di kamar rumahnya oleh Baharudin sang pamaan pada Selasa (18/2/2020),

Baharudin yang baru pulang kerja langsung memanggil tetangganya meminta bantuan untuk membawa PR ke Puskesmas Kaliorang, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.

Sayangnya nyawa PR tak bisa diselamatkan. Ia meninggal  dunia.

Sementara itu tim medis menemukan luka benturan di kepala bagian belakang. Selain itu terdapat luka dan memar di perut, punggung, bibir hingga dagu PR.

Baca juga: Diperiksa, Penganiaya Bocah 7 Tahun hingga Tewas Malah Tidur Pulas sampai Ngorok

Pihak puskesmas pun langsung menghubungi Polsek Kaliorang.

PR sudah lima tahun tinggal bersama paman dan tantenya, sejak ia berusia dua tahun karena broken home.

Ibu kandung PR jadi tahanan di Lapas Balikpapan sementara sang ayah bekerja di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU).

Baca juga: Pembunuh Bocah 7 Tahun Tidur dan Ngorok, Polisi Gotong Beramai-Ramai

Dibenturkan ke pintu oleh tante karena minum teh

Ilustrasi anakShutterstock Ilustrasi anak
Hasil penyelidikan polisi, penganiyaan yang menewaskan PR dilakukan oleh Vianita Handayani Elfana Hasan (35) istri Baharudin, paman korban.

Kepada polisi, Vianita mengaku emosi karena PR minum teh padahal ia memiliki alergi teh. Ia kemudian membenturkan PR ke pintu hingga terluka dan tewas.

"Pengakuan pelaku (Vianita), dia emosi karena anak ini minum teh. Kalau minum teh korban kena semacam alergi gitu. Jadi dia (pelaku) jengkel benturkan ke pintu," kata Kapolsek Kaliorang, AKP Pujito, Rabu (19/2/2020).

Saat dijemput, Vianita tidak menunjukkan rasa bersalah. Ia malah tidur dan tak mau bangun.

Baca juga: Hanya karena Minum Teh, Bocah 7 Tahun Disiksa hingga Tewas

Polisi bersama warga pun ramai-ramai menggendong hingga ke Mapolsek Kaliorang.

"Kami angkat (gendong) dia malam-malam, kalau orang yang enggak tahu masalah, bisa pikir kami siksa. Padahal dia enggak mau berdiri atau berjalan," ungkap Pujito.

Sampai di kantor polisi, Vianita tetap dalam posisi tidur. Ia juga tak bisa diajak bicara. Bahkan semalaman ia tetap tidur pulang di kantor polisi.

Baca juga: Cerita Anak Penjual Sate Keliling yang Jadi Polisi, Viral Setelah Cium Kaki Ayahnya

"Dia baru bisa diajak berbicara pagi, tapi enggak konsisten. Pelaku hanya mengakui membenturkan korban ke pintu, karena emosi," jelas Pujito.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com