KOMPAS.com- Fenomena aneh terjadi di Desa Sebot, Kecamatan Molo Utara, kabupaten Timur Tengah Selatan (TTS), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Warga melihat api, asap dan buih tiba-tiba muncul di bekas longsoran tanah, Minggu (9/2/2020).
Berikut fakta-fakta mengenai fenomena kemunculan api dan buih di bekas longsoran tanah di Kabupaten TTS, NTT yang dihimpun Kompas.com:
Baca juga: Buih dan Api Muncul di Bekas Longsoran Tanah, Bupati Terjunkan Ahli
Warga diminta tidak beraktivitas dan memasuki area radius 100 meter dari titik tersebut.
Sebab, ada potensi berupa paparan gas beracun dan bisa berdampak negatif bagi kesehatan.
"Kita juga imbau kepada masyarakat dan pengunjung tidak memasuki area keluarnya gas karena merupakan area rawan longsor," katanya.
Baca juga: 20 Februari 1979, Letusan dan Gas Beracun di Dieng Tewaskan 149 Orang
Hasilnya, benda yang diduga nyala api oleh warga ternyata adalah gas.
"Hasil pengecekan, ternyata api dan asap yang muncul di lereng sungai bekas longsor itu adalah gas," kata dia.
Ia mendeskripsikan, asap putih tipis memang keluar dari batu lempung. Tinggi asap sekitar 2 meter.
Dia memastikan tidak ada nyala api.
"Bau gas sulfur tercium sedang sampai tajam, hingga jarak sekitar 50 meter (tergantung arah angin). Selain gas, tidak ada fluida lain seperti air panas atau lava yang keluar dari titik keluarnya gas," katanya.
Baca juga: Fakta Fenomena Sinkhole di Gunungkidul: Kedalaman 5 Meter hingga Potensi Bahayanya
Warga Desa Sebot, Kecamatan Molo Utara, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) dihebohkan dengan kemunculan api dari dalam tanah, Minggu (9/2/2020).
Api muncul di bekas longsoran tanah dan berjarak 200 meter dari pemukiman warga setempat.
Kepala Desa Sebot, Zet Bessie mengatakan, tak hanya api, tetapi masyarakat melihat asap, buih serta bau belerang.
Ia menegaskan, kejadian itu merupakan kali pertama terjadi di desanya.
Kejadian tersebut kemudian dilaporkan pada Wakil Bupati dan Bupati TTS.
Ahli didatangkan untuk mengecek lokasi. Garis polisi pun terpasang di lokasi tersebut.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere | Editor: Robertus Belarminus, Abba Gabrilin)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.