Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/02/2020, 23:43 WIB
Masriadi ,
Dony Aprian

Tim Redaksi

ACEH UTARA, KOMPAS.com - Bupati Aceh Utara Muhammad Thaib mendukung wacana Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi untuk memberi dana sebesar Rp 1 miliar untuk para pegawai negeri sipil yang pensiun.

Namun, pria akrab disapa Cek Mad ini meminta agar sumber dana itu dari APBN, bukan dari APBD masing-masing daerah.

“Kalau dari APBD kita tak punya uang. Kalau dari APBN sumber dananya, saya dukung penuh wacana itu. Bahkan, kalau bisa itu segera direalisasikan,” kata politisi Partai Aceh itu kepada Kompas.com, Kamis (20/2/2020).

Baca juga: Menpan RB Klarifikasi Uang Pensiun PNS Rp 1 Miliar, yang Benar...

Dia mengaku sudah mensurvei kehidupan pegawai negeri sipil setelah pensiun di kabupaten itu.

Hasilnya, 80 persen pegawai dengan golongan rendah hidup sengsara setelah pensiun.

Karena itu, sambung Cek Mad, pegawai dengan pangkat rendah harus diberikan dana lebih besar setelah pensiun. Misalnya, diberikan plot dana sebesar Rp 1,5 miliar.

“Kalau eselon II, itu para mantan kepala dinas, mereka itu mantan pejabat. Kalau pun pensiun hidupnya tak susah. Hartanya banyak. Maka, mereka yang mantan pejabat itu seharusnya dapat dana lebih kecil. Pegawai rendahan yang pensiun itu harusnya dapat dana lebih besar,” katanya.

Baca juga: Menpan RB Usul Dana Pensiun PNS Rp 1 Miliar, Dasco: Setuju kalau Ada Uangnya...

Untuk itu, dia meminta agar Kemenpan RB mengkaji pola pemberian uang sebesar Rp 1 miliar itu dan nominal yang diberikan.

“Kalau saya harus berpikir kebalikan, jangan siapa pangkat besar maka dapat uang besar. Namun mereka pangkat kecil dapat dana besar. Ini penghormatan negara atas kinerja mereka yang pegawai kecil,” pungkasnya.

Sebelumnya, Menpan RB Tjahjo Kumolo mewacanakan pemberian dana Rp 1 miliar untuk pegawai negeri yang pensiun.

Wacana itu mayoritas didukung oleh sejumlah pihak dengan berbagai masukan pola pemberian dana.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com