Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini yang Bisa Dilakukan agar "Kiamat Sampah" di Yogyakarta Tak Terulang

Kompas.com - 20/02/2020, 15:39 WIB
David Oliver Purba

Editor

Sumber Antara

KOMPAS.com - Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta mengingatkan masyarakat setempat untuk bijak mengelola sampah sehingga kejadian “kiamat sampah” yang terjadi tahun lalu, tidak terulang.

“Seluruh warga Yogyakarta harus mengingat kejadian pada 23-29 Maret 2019, kiamat sampah, karena sampah tidak bisa terangkut ke TPA Piyungan yang ditutup,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta Suyana di sela sosialisasi Program Kampung Iklim (Proklim) di Yogyakarta, Kamis (20/2/2020).

Baca juga: Petugas UPK Badan Air Temukan Jenazah Saat Bersihkan Sampah di Waduk Pluit

Kejadian itu harus dijadikan pelajaran berharga bagi seluruh warga Kota Yogyakarta dalam mengelola sampah, sehingga tidak selalu bergantung pada TPA Piyungan.

Saat terjadi penutupan TPA Piyungan sekitar setahun lalu, sampah yang dihasilkan warga Yogyakarta menumpuk di tempat pembuangan sampah dan depo-depo sampah.

Bahkan sampah meluber ke jalan dan menimbulkan bau tidak sedap.

DLH Kota Yogyakarta harus mengerahkan petugas untuk menyemprotkan desinfektan ke tumpukan sampah guna mengurangi bau busuk yang menyengat.

“Setahun yang lalu, saat TPA Piyungan dibuka kembali dan kami bisa membersihkan tumpukan sampah yang sudah menggunung di depo-depo sampah, kami bahkan menemukan sepeda motor roda tiga yang tertimbun sampah di depo Purawisata,” katanya.

Pembersihan sampah dari Depo Purawisata membutuhkan 28 kali pengambilan menggunakan truk sampah ukuran besar.

Oleh karena itu, Suyana berharap masyarakat bisa mengurangi dan mengelola sampah sejak dari rumah tangga dengan memilah sampah organik dan anorganik.

Sampah organik bisa dikelola menjadi kompos, sedangkan sampah anorganik dimasukkan ke bank sampah.

“Dengan demikian, sampah yang dibuang ke tempat pembuangan sampah adalah sampah yang benar-benar tidak bisa lagi digunakan,” katanya.

Baca juga: Petani Buat Sayembara untuk Tangkap Pembuang Sampah di Selokan Mataram

Semakin banyak sampah yang dibuang ke TPA Piyungan, berpotensi meningkatkan produksi gas metana di lokasi tersebut.

“Gas metana ini berbahaya karena bisa melubangi lapisan ozon. Jika ozon berlubang maka suhu udara di bumi akan mengalami kenaikan dan dampaknya bermacam-macam seperti banjir rob serta suhu udara terus naik,” katanya.

Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan, Pemerintah Kota Yogyakarta terus mendorong setiap wilayah bisa mengelola sampah secara mandiri.

Salah satunya dengan uji coba di Kecamatan Tegalrejo dengan memanfaatkan incinerator sampah.

Halaman:
Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com