Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

120 Babi Milik Warga Mati di NTT, Sampel Darah Dikirim ke Medan

Kompas.com - 20/02/2020, 13:10 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Ratusan babi dari peternakan milik warga di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), dilaporkan mati secara misterius.

"Untuk data sementara yang kita kumpul, tercatat sudah 120 ekor babi yang mati," ungkap Bupati TTU Raymundus Sau Fernandes saat dihubungi Kompas.com melalui telepon seluler, Kamis (20/2/2020).

Baca juga: Dapat Rekomendasi PDI-P, Anak Mantan Gubernur Kalsel Yakin Menangkan Pilkada Banjarbaru

Rayamundus mengatakan, tak tertutup kemungkinan jumlah babi yang mati bertambah. Karena, data final baru akan disetor pada Jumat, (21/2/2020).

Kabupaten TTU juga belum memastikan penyakit yang menyerang babi yang berada di peternakan warga itu.

Raymundus memerinci, ratusan babi yang mati itu tersebar di Kecamatan Kefamenanu, Bikomi Utara, Bikomi Selatan, Biboki Anleu, Insana Utara, dan Insana Fafinesu.

Untuk menekan angka kematian ternak warga itu, pemerintah kabupaten mengobati babi yang diduga sakit.

"Untuk sementara, kita lakukan pemberian vitamin dan pengobatan terhadap ternak yang sakit,"kata Raymundus.

Baca juga: Gubernur NTT: Belum Ada Kabupaten yang Serius Urus Tanaman Kelor

Pemerintah kabupaten juga mengirimkan sampel darah dan organ tubuh babi yang mati ke Laboratorium Balai Veteriner Medan, Sumatera Utara. Sehingga, penyebab kematian ternak itu segera diketahui.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com