Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stok Air di Batam Hanya Cukup Sampai Mei, Warga Batam Diimbau Berdoa

Kompas.com - 20/02/2020, 08:55 WIB
Hadi Maulana,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BATAM, KOMPAS.com - Ketersediaan air baku di Kota Batam mulai mengkhawatirkan.

Debit air yang ditampung di 5 waduk mulai mengalami penyusutan.

Penyusutan paling mengkhawatirkan terjadi di Waduk Duriangkang, yang kini menopang 80 persen kebutuhan kota Batam.

Kondisi terkini waduk di Kota Batam bisa dipantai melalui dashbord sistem pengelolaan air terintergrasi milik PT Aditya Tirta Batam (ATB).

Sistem ini adalah teknologi terbaru milik perusahaan yang telah mengantongi paten dari Kemenkumham.

Baca juga: Krisis Air Bersih di Ambon, Ini Penyebabnya

Alat ini menunjukan bahwa kondisi air di waduk Duriangkang telah berada pada level minus 2,76 meter di bawah spillway.

Jika debit air berada di angka minus 3 meter di bawah spillway, maka suplai air bagi sekitar 200.000 pelanggan rumah tangga, bisnis dan industri di Kota Batam akan terganggu

Presiden Direktur ATB, Benny Adrianto Antonius ditemui di kantornya, Rabu (19/2/2020), membenarkan telah terjadinya penyusutan air bersih tersebut.

Untuk itu, Benny berharap agar masyarakat memohon doa kepada Tuhan agar Batam diberikan hujan.

"Mudah-mudahan Tuhan mendengarkan doa kita, hingga akhirnya Batam diberikan hujan dan ketersediaan air bersih bisa kembali bertambah," kata Benny.

Benny mengaku saat normal, Dam Duriangkang dapat menampung air baku hingga volume 78.180.000 meter kubik, namun saat ini menyusut hingga -2,76 meter.

Penyusutan tersebut merupakan penyusutan terburuk sejak dam itu dioperasikan pada tahun 2000 silam.

Benny juga menjelaskan berdasarkan dari penelitian LIPI Bandung, jika dalam bulan ini tidak juga turun hujan, maka air bersih yang bisa disuplai untuk masyarakat Batam keseluruhannya termasuk pada industri, perhotelan dan lainnya diperkirakan hanya sampai 5 April 2020 mendatang.

Berbeda dengan hasil penelitian, Balai Wilayah Sungai (BWS) yang memprediksikan jika tidak turun hujan dalam bulan-bulan ini, maka ketersediaan air bersih hanya bisa dirasakan hingga 5 Juni 2020 mendatang.

"Setidaknya dari penelitian keduanya, bisa diambil kesimpulan jika tidak ada turun hujan dalam bulan-bulan ini, maka ketersediaan air bersih hanya bisa dirasakan hingga 5 Mei 2020 mendatang," papar Benny.

Baca juga: Kota Bandung Terancam Krisis Air di Musim Kemarau

Lebih jauh Benny mengatakan, untuk Dam Duriangkan sendiri mampu memproduksi air bersih hingga 2.076 liter per detik.

Sementara untuk empat dam lainnya, hanya bisa menghasilkan ratusan liter per detik.

Seperti Dam Muka Kuning hanya 532 liter per detik, Dam Sei Ladi 248 liter per detik, Dam Sei Harapan 207 liter per detik dan Dam Nongsa hanya 54 liter per detik.

"Jadi jika Dam Duriangkang airnya terus menyusut, otomatis krisis air tidak bisa dielakan lagi," papar Benny.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com