Selain itu, Kasbani juga merekomendasikan pembersihan dan perbaikan saluran drainase, perlunya dilakukan pembatasan beban kendaraan di jalan tol.
Juga perbaikan dan pembuatan sistem drainase yang kedap air yang mengikuti alur air pada area pesawahan yang berada di hulu (utara) dan bagian permukiman di hilir (selatan), hingga pemantauan perubahan bentuk (deformasi) lereng.
Hal itu direkomendasikan lantaran kondisi curah hujan yang masih tinggi dan masih adanya potensi gerakan tanah di lokasi tersebut.
"Evaluasi penataan ruang sangat perlu dilakukan dan memperhatikan aspek bencana. Koordinasi dan himbauan untuk mengikuti arahan instansi terkait," kata Kasbani.
Baca juga: Longsor di Bandung Barat Ancam Sebagian Badan Jalan Tol Cipularang KM 118
Gerakan tanah ini terjadi di Kampung Hegarmanah, Desa Sukatani, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat yang juga sempat mengancam lereng badan jalan Tol Cipularang Km. 118+600B.
Gerakan tanah yang terjadi Selasa (11/3/2020) sekitar pukul 21.00 WIB itu berada pada koordinat 06° 50' 2" LS - 107° 29' 38" BT, pada ketinggian 755 md.
Baca juga: Hati-hati, Tol Cipularang KM 118 Berpotensi Longsor Kembali