Gerakan tanah ini disebabkan beberapa faktor, yakni tanah pelapukan yang tebal dan memiliki porositas dan permeabilitas tinggi, kemiringan Lereng yang curam.
Kemudian akibat sistem drainase yang tidak berfungsi (tersumbat), tata guna lahan yang berupa lahan basah (persawahan).
Baca juga: Senin Siang, Tol Cipularang KM 118 Arah Jakarta Kembali Normal
Hingga adanya genangan air yang berada di utara (luas 4.079 m2) yang mengakibatkan munculnya mata air atau rembesan baru di badan jalan tol sebelah selatan menjadi pemicu terjadinya gerakan tanah.
PVMBG juga sebut daerah tersebut masih berpotensi untuk bergerak baik longsoran tipe cepat maupun longsoran tipe lambat berupa rayapan (nendatan, retakan, dan amblasan) jika tidak ada mitigasi baik non struktural maupun struktural.
Baca juga: Longsor di Bandung Barat Ancam Sebagian Badan Jalan Tol Cipularang KM 118
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.