Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khilaf dan Maaf di Balik Jeruji Pelaku Bom Kedutaan Australia di Nusakambangan

Kompas.com - 19/02/2020, 06:12 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

"Awal mula, kalau saya ditanya sama tetangga, saudara, rasanya gimana kalau ketemu pelaku … ada rasa marah, hukuman yang pantas ya dimatiin, tapi kalau mati kan cepat, tapi paling tidak disiksa dulu."

"Awalnya saya ingin dia disilet-silet, dikulitin, sudah gitu kasih cuka atau garam supaya tahu betapa sakitnya terkena bom, menderitanya. Dampaknya bukan pada saat itu saja, setelah itu harus menghadapi masa-masa susah. Luar biasa perjuangan hidup itu," cerita Iwan menceritakan awal pertemuannya dulu.

Rasa dendam dan keinginan untuk melihat terpidana disakiti menjadi sirna, katanya, setelah melihat bagaimana Hassan bereaksi menanggapi ceritanya.

"Saat saya cerita anak-anak saya direnggut kebahagiaannya karena ibunya meninggal, dampak dari kejadian bom itu, Hassan langsung matanya penuh air mata."

"Dia bilang kisas, dia menggigil, ambil mata saya, Pak Iwan berhak, ambil mata saya ... saya peluk dan saya bilang saya ke sini, bukan untuk menghakimi Bapak, saya ingin bersilaturahmi. Saya Muslim, Bapak Muslim, tapi Muslim yang saya ketahui bukan seperti ini pak. Saya peluk dia," tambah Iwan lagi.

"Intinya dia bilang sabar dan minta maaf sedalam-dalamnya, kalau Pak Iwan mau mengkisas, mata dengan mata dan kalau Pak Iwan yang eksekusi, saya ikhlas katanya," kata Iwan mengingat momen saat dia mulai belajar memaafkan.

"Dia bilang, Pak Iwan calon orang-orang surga. Kata dia Pak Iwan tak usah khawatir, istri Pak Iwan jaminannya surga," katanya tersengguk.

Selama berbulan-bulan, Iwan dirawat di rumah sakit karena mata kanannya tertancap besi bara.

Istrinya yang melahirkan malam itu juga selalu kesakitan selama dua tahun akibat "besi berkarat yang bersarang di tubuh" dan menyebabkan luka dalam.

Bom juga membuat "mimpinya sirna" dalam mendapatkan pekerjaan yang dia inginkan.

Rencana untuk mengikuti pelatihan di satu bank swasta, beberapa hari setelah kejadian, batal terjadi.

Pekerjaan sulit dia dapatkan dengan kondisi terbatas, kesulitan yang masih dirasakan hingga sekarang.

Berbekal keterampilan komputer, Iwan sempat membuka toko kecil untuk perbaikan komputer. Namun usahanya itu terpaksa ditutup baru-baru ini, karena modal sewa yang semakin tinggi.

Setelah pertemuan dengan Hassan bersama anak-anaknya, Iwan mengatakan merasa lega karena pertanyaan yang banyak mereka tanyakan kepadanya telah terjawab langsung.

"Ketemu Hassan lagi rasanya sangat mengharukan dan menyenangkan sekali karena Hassan bercerita langsung ke anak-anak saya dan menjelaskan perbuatan dia melakukan pengeboman."

Ia mengatakan juga telah meminta kepada Sarah dan Rizqy untuk "bisa memaafkan".

Sarah sendiri menyebut dua pertemuan itu "memberi banyak pembelajaran".

"Pak Hassan minta maaf dan menyesali perbuatannya. Ada pelajaran bahwa manusia bisa melakukan perbuatan buruk tapi bisa juga berubah. Saya belajar banyak dari pertemuan hari ini. Saya bisa bersyukur bisa bertemu beliau dan dapat mengambil pelajaran dari sini," kata Sarah.

"Pak Hassan, dia baik. Kalau dengan Pak Rois, saya masih merasa kurang nyaman, karena walaupun mungkin beliau minta maaf, tapi saya merasa dia belum minta maaf dengan tulus. Saya merasa dia masih tetap keras dengan ideologi dia," tutupnya.

Produksi visual oleh Haryo Wirawan

Artikel ini merupakan bagian dari Program BBC #MelintasiPerbedaan #CrossingDivides

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com