Humas Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC PPA) Kaltim, Ratnasari membenarkan pengakuan itu saat dikonfirmasi Kompas.com.
Ratna mengaku awalnya dia hanya ingin berkonsultasi dengan dokter forensik Hastry dengan mengirim kronologis dan beberapa foto jasad Yusuf melalui pesan singkat Instagram pada awal Februari 2020.
Pesan singkat tersebut ternyata direspons oleh Hastry. Saat itu, Ratna langsung memintakan nomor ponsel Hastry dan mengirim sejumlah dokumentasi jasad Yusuf.
Saat itu, Hastry meminta agar segera TRC PPA melayangkan surat resmi.
"Kami langsung kirim surat ke Mabes Polri dengan tembusan ke beberapa pihak termasuk Polda Kaltim, Polresta Samarinda hingga lainnya," terang dia.
Selang sepekan kemudian setelah surat masuk, Hastry mendapat surat tugas dari atasannya untuk mengotopsi jasad Yusuf Achmad Ghazali di Samarinda.
Baca juga: Ingin Ungkap Sebab Kematian, Orangtua Balita Tanpa Kepala Datangi Mabes Polri dan Hotman Paris
Hingga akhirnya, Hastry tiba di Samarinda Senin (17/2/2020) sore dan melakukan otopsi, Selasa (18/2/2020) pagi.
Hastry membawa potongan tulang leher Yusuf ke laboratorium forensik Mabes Polri untuk diidentifikasi lebih lanjut. Proses otopsi berjalan lancar kurang lebih dua jam sejak pukul 09.00 WITA hingga 11.00 WITA.
Diketahui, Yusuf hilang saat dititipkan di PAUD Jannatul Athfaal Jalan Wahab Syahranie, Jumat (22/11/2019).
Dua pekan kemudian, Minggu (8/12/2019) Yusuf ditemukan tewas tanpa kepala dan hilang beberapa organ tubuh dilokasi terpisah dalam parit sejauh empat kilometer dari titik hilang.
Banyak spekulasi menyebut Yusuf adalah korban kekerasan bahkan indikasi penjualan organ tubuh.
Namun, minimnya alat bukti menyulitkan polisi mengungkap kasus ini. Hingga kini penyebab kematian Yusuf belum terungkap.
Upaya otopsi ini bertujuan mengungkap penyebab dibalik kematian Yusuf.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.