Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/02/2020, 17:03 WIB
Tresno Setiadi,
Khairina

Tim Redaksi

TEGAL, KOMPAS.com - Kumala Tris Santa (24), salah satu mahasiswi yang belajar di sebuah universitas di Kota Wuhan, China, masih ingat betul bagaimana situasi saat virus corona COVID-19 merebak pertama kali di kota itu.

Ditemui di kediamannya di Jalan Cempedak, Kelurahan Kraton, Tegal Barat, Kota Tegal, Jawa Tengah, Senin (17/2/2020), meski dinyatakan sehat dan tidak terpapar virus corona, anak semata wayang Suwanto (60) ini mengaku masih trauma dan memilih berdiam di rumah untuk menenangkan diri.

Awalnya, Lala, panggilan Kumala ini enggan menemui wartawan.

Baca juga: Jika Negatif Virus Corona, 78 WNI ABK Diamond Princess Tak Akan Diobservasi di Indonesia

 

Berkat bujukan ayahnya, mahasiswi yang baru pulang menjalani observasi di Natuna, Kepulauran Riau, Sabtu (15/2/2020) lalu ini akhirnya mau berbagi cerita. Ia tiba di Tegal Minggu (16/2/2020) dini hari dari Jakarta.

Kepada wartawan, Lala memberikan satu syarat. Wartawan tidak sampai mengambil dokumentasi baik foto maupun video.

"Harapan kami semua sama. Wabah corona segera berhenti, dan kami bisa kembali belajar di Wuhan," kata Lala, mengawali ceritanya.

Mahasiswa yang masuk semester 6 jurusan Bahasa Mandarin di Central China Normal University milik Pemerintah China ini berharap dirinya dan teman-teman lainnya tidak dikucilkan karena memang sehat, bebas dari paparan Corona.

"Pertama kami datang, tidak usah takut sama kami, kami sehat. Setelah wabah berlalu nanti akan kembali belajar di Wuhan. Kami selalu menjaga pola hidup sehat. Mari saling mendoakan agar wabah cepat berlalu. Keep positif," kata Lala.

Baca juga: 14 dari 300 Warga AS yang Dievakuasi dari Kapal Pesiar di Jepang Tertular Virus Corona

Pada Senin (17/2/2020), hari pertama Lala menjalani kuliah secara online masuki semester 6. Sejatinya perkuliahan kembali dimulai tanggal 11 Februari 2020 setelah liburan mudim dingin.

Namun karena wabah corona, pihak kampus sempat memperpanjang masa libur.

Perkuliahan kembali dilanjutkan sementara dengan fasilitas internet.

"Tadi barusan sudah mulai kuliah online. Rencananya sehari dua mata pelajaran, tergantung jam dosen. Kendalanya hanya sinyal internet yang naik turun. Tapi masih lancar," kata Lala didampingi ayahnya, Suwanto.

Lala kemudian melanjutkan ceritanya sewaktu tinggal di asrama. Saat corona merebak, diakuinya sangat mengkhawatirkan.

Hanya saja, semua orang di sekelilingnya termasuk mahasiswa asal Indonesia saling menguatkan.

"Takut. Tapi positif thinking. Saling mendukung satu sama lain. Mental jangan sampai breakdown. Keluarga by phone selalu support. Kampus juga menguatkan, kami diberi kata-kata positif dari dosen. Di kampus kami tidak ada mahasiswa yang meninggal," kata Lala.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com