AMBON, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan Maluku "mengawal" spesimen yang diambil dari BN, mahasiswa asal Kabupaten Kepulauan Tanimbar yang diduga terinfeksi virus corona 'covid-10', setelah kembali dari Malaysia.
Kepala Dinas Kesehatan Maluku Meikyal Pontoh mengatakan, staf Labkes Dinkes Maluku "mengawal" spesimen itu sejak diambil pada 14 Februari 2020 hingga dikirim ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan di Jakarta pada 15 Februari 2020.
"Kami mengawal spesimen dari BN yang kembali dari Malaysia pada 7 Februari 2020, setelah pasien karantina dalam pemantauan selama 14 hari di ruangan isolasi RSUD Magretti, Saumlaki, ibu kota KKT," kata Meikyal saat dihubungi, Minggu (16/2/2020).
Baca juga: Berawal dari Cinta Istri ke Suami, Polisi Temukan 5 Hektar Ladang Ganja di Aceh Utara
Meikyal mengawasi langsung kondisi BN yang dirawat di RSUD Magretti. Menurutnya, kondisi BN semakin membaik.
BN, kata dia, sempat mengeluh demam, batuk, pilek, dan nyeri kerongkongan, dengan suhu badan 36,5 derajat celcius.
Dalam kasus sesak nafas, kondisi BN masih dalam batas toleransi.
"Jadi kesehatan mahasiswa jurusan fakultas hukum jurusan internasional di salah satu perguruan tinggi di Bali itu semakin membaik, tetapi tetap di dikarantina di ruangan isolasi VIP RSUD Magretti selama 14 hari, sambil menunggu hasil pemeriksaan spesimen Balitbang Kemenkes," tambahnya.
Sebelumnya, Sekda Maluku Kasrul Selang mengimbau masyarakat Maluku tak khawatir berlebihan karena penanganan BN dikoordinasikan dengan Posko Penanggulangan Virus Corona Kemenkes.
"Kami dilaporkan bahwa BN hanya deman, batuk, pilek dan nyeri kerongkongan dengan suhu badan 36,5 derajat Celcius, sedangkan sesak nafas masih dalam batas toleransi," katanya.
Dinkes Maluku telah mengirimkan dokter ahli dan peralatan khusus penanganan pasien diduga terjangkit virus corona ke Kabupaten Kepulauan Tanimbar.
Diketahui, BN merupaan mahasiswa jurusan hukum internasional di salah satu universitas di Bali. Ia memiliki merupakan mahasiswa berprestasi.
Pihak universitas pun mengirimkan BN ke Malaysia selama enam bulan untuk melanjutkan studi. Ia kembali ke Indonesia melalui Medan pada 7 Februari.
Saat di Malaysia, BN sempat menjalani observasi karena salah satu teman asramanya terjangkit virus corona.
Berdasarkan koordinasi staf Unicef perwakilan Maluku, dr.Sisca dengan WHO, teman BN yang berasal dari Bangladesh itu tak meninggal karena virus.
"Jadi masyarakat Maluku hendaknya tidak perlu khawatir yang berlebihan karena Pemprov Maluku telah membuka Posko Penanganan Virus Corona di kantor dinkes setempat, berkoordinasi dengan PT Angkasa Pura I (Persero) cabang Bandara Pattimura Ambon memasang alat thermo scanner, mendeteksi suhu tubuh penumpang serta Kantor Kesehatan Pelabnuhan (KKP) Kelas II Ambon menyiapkan tenaga medis maupun peralatan di setiap pelabuhan laut," jelas Kasrul.
Baca juga: 12 Jenazah Anggota TNI Korban Heli MI-17 yang Jatuh di Papua Berhasi Diidentifikasi
Sedangkan, Kasie Karantina KKP Kelas II Ambon, Nazir Tuasamu mengatakan pihaknya intensif memantau setiap kapal yang masuk ke pelabuhan dari negara terpapar virus corona seperti Hongkong, Singapura dan Malaysia.
"Kami juga memantau setiap kapal layar seperti dari Australia yang masuk ke Maluku dengan sistem terkoneksi 24 jam dengan pihak berkompeten lintas sektoral dalam mengantisipasi virus corona," katanya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.