Ke depan, ia memastikan jalan akses ke Pelabuhan Tanjung Tembaga juga akan dilebarkan.
Jika saat ini jalan yang mampu dilewati memiliki lebar hanya 8 meter, Khofifah akan melebarkan menjadi 15 meter.
"Saat ini, sudah ada 3 instansi yang paparan ke pemprov. Bahkan, ada yang sudah memaparkan akan mempersiapkan untuk menjadikan seaport ini sampai kedalaman di atas 20 meter. Tapi, kami belum putuskan," kata Khofifah.
Selain potensial untuk urusan logistik, pengembangan kawasan Pelabuhan Tanjung Tembaga juga untuk menyokong sektor pariwisata.
Khofifah menyebut, Pelabuhan Tanjung Tembaga digadang-gadang akan menjadi tempat sandarnya kapal-kapal pesiar yang membawa wisatawan untuk dibawa ke titik-titik pariwisata unggulan di Jawa Timur, salah satunya kawasan Bromo Tengger Semeru.
Tak hanya itu, Khofifah juga menggadang Pelabuhan Tanjung Tembaga turut menjadi konektor ke pariwisata di Kepulauan Madura, seperti Gili Labak dan Gili Iyang, di Kabupaten Sumenep.
Baca juga: 65 Warganya Dipulangkan dari Natuna, Khofifah Minta Masyarakat Tak Khawatir
Selain masuk dalam Perpres Nomor 80 Tahun 2019, kawasan wisata Bromo Tengger Semeru digadang menjadi satu di antara sepuluh 'Bali Baru' di Indonesia yang bisa menjadi magnet wisatawan.
Dalam lampiran Perpres ini pengembangan Pelabuhan Tanjung Tembaga membutuhkan alokasi anggaran APBN dan KPBU sekitar Rp 9 Trilliun, dan detail plan-nya akan digarap tahun ini.
"Captive market kami adalah wisatawan dari Eropa yang menggunakan kapal pesiar. Yang rata-rata mereka menghabiskan 14 hari di Indonesia. Kami ingin mereka menghabiskan waktunya di Bromo 2 hari, di Ijen 2 hari. Selama ini masing-masing hanya sehari," kata Khofifah.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan