Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembangunan Landmark di Gresik Diprotes Jajaran DPRD

Kompas.com - 14/02/2020, 16:08 WIB
Hamzah Arfah,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

GRESIK, KOMPAS.com - Landmark dan patung gajah di perlimaan Sukorame masih hangat menjadi perbincangan warga dan warganet hingga saat ini.

Namun, tidak lama lagi, landmark baru akan kembali menghiasi tatanan dalam kota di Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

Adapun landmark baru tersebut bakal berada di tengah perlimaan Gedung Nasional Indonesia (GNI), yang menjadi muara dari pertemuan arus lalu lintas antara Jalan Raya Pahlawan, Jaksa Agung Soeprapto, Panglima Sudirman serta akses menuju wisata religi salah satu Wali Songo, makam Maulana Malik Ibrahim.

Untuk landmark baru yang saat ini tengah dalam proses pengerjaan, diberi nama landmark menara Gardu Suling (Garling).

Baca juga: Patung Gajah di Gresik Senilai Hampir Rp 1 Miliar, Dibiayai Petrokimia, Desain dari Konsultan Pemkab

 

Replika dari Garling yang saat ini masih berdiri di pertigaan Jalan HOS Cokroaminoto-Raden Santri.

Kondisi yang sempat dikritisi oleh jajaran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Gresik.

Selain karena bangunan asli masih berdiri kokoh tapi terlihat kurang terurus, Pemkab malah berkeinginan membuat landmark model seperti itu bekerja sama dengan perusahaan yang berada atau beroperasi di Gresik.

Seperti halnya landmark dan patung gajah yang terletak di perlimaan Sukorame.

"Saya kira perlu dibicarakan lagi, cara penggunaan CSR (corporate system responsibility) yang berasal dari perusahaan, mekanisme dan aturannya," ujar salah satu Wakil Pimpinan DPRD Gresik Asluchul Alif, kepada Kompas.com, Jumat (14/2/2020).

Ia berharap, setiap bentuk CSR yang didapat Pemkab Gresik dari pihak perusahaan lebih diutamakan untuk kepentingan dan kebutuhan masyarakat yang lebih mendesak, demi kesejahteraan masyarakat yang tinggal di Gresik.

"CSR hendaknya digunakan untuk hal-hal yang berkaitan dengan peningkatan perekonomian masyarakat dan urusan lebih mendesak dalam kesejahteraan masyarakat," ucap dia.

Baca juga: Soal Patung Gajah Hampir Rp 1 Miliar, Ini Klarifikasi Pemkab Gresik

"Seperti, untuk membayari BPJS kesehatan masyarakat kurang mampu yang belum ter-cover pemerintah, atau bisa juga untuk membayari biaya pendidikan anak kurang mampu yang berada (bersekolah) di swasta karena dampak zonasi yang tidak masuk di sekolah negeri," ujar dia.

Alif juga mengaku heran dengan pemikiran pemangku kebijakan yang ada di Pemkab Gresik, yang 'seperti terkesan' tidak belajar dari pengalaman berdirinya landmark dan patung gajah di perlimaan Sukorame, yang hingga saat ini masih menyisakan polemik dan ramai menjadi perbincangan warga maupun di media sosial.

Sehari sebelumnya, anggota Komisi III DPRD Gresik yang sempat melakukan sidak di proyek landmark Garling di perlimaan GNI, juga sempat mempertanyakan keputusan Pemkab Gresik dalam pembangunan beberapa landmark bekerja sama dengan perusahaan yang ada di Gresik.

Padahal, mereka menilai, masih banyak hal yang lebih penting untuk dilakukan ketimbang sekadar menata keindahan kota.

"Kami hanya mempertanyakan fungsi dan kepentingan bangunan ini (landmark). Karena masih banyak fasilitas umum untuk kepentingan masyarakat banyak, yang masih perlu ditingkatkan," ucap Sekretaris Komisi III DPRD Gresik Abdullah Hamdi, saat melakukan sidak di proyek pembangunan landmark Garling di perlimaan GNI.

Ia kemudian memberi contoh, jika warga Gresik di beberapa kecamatan masih rutin menjadi langganan banjir setiap tahun.

Begitu pun saat kemarau, warga juga kerap kesulitan mendapatkan sumber air dan bahkan hingga harus mendapatkan bantuan suplai air bersih.

"Harusnya pemanfaatan CSR ada kaitannya dengan hal itu, sehingga berdampak langsung kepada masyarakat," sambung dia.

Sementara, Asisten II (Perekonomian dan Pembangunan) Sekda Pemkab Gresik Ida Lailatussa'diyah sempat mengatakan, jika pembangunan landmark yang sedang gencar dilakukan untuk keindahan kota, bekerja sama dengan perusahaan yang ada di Gresik.

Baca juga: Patung Gajah di Gresik yang Ramai Diperbincangkan Telan Biaya Hampir Rp 1 Miliar

Ida mengaku, dalam hal ini Pemkab Gresik meminta pihak perusahaan kesediaan mereka untuk membangun landmark yang telah disepakati, dengan tenaga pengerjaan dan bahan material langsung ditangani oleh pihak perusahaan.

Sementara, Pemkab Gresik, hanya menyerahkan gambar desain landmark yang bakal dibuat kepada pihak perusahaan.

"Pemkab Gresik dalam rangka menata keindahan kota mempunyai konsep-konsep mengenai nilai luhur dan sejarah, yang belum banyak diketahui orang itu harus diangkat. Supaya anak-cucu itu mengetahui sejarah yang ada di Kabupaten Gresik, dengan di tempatkan di lokasi strategis," kata Ida.

"Semua pendanaan dan pelaksanaan pengerjaan dilakukan oleh pihak perusahaan," ujar dia.

Jika landmark dan patung gajah merupakan kerja sama Pemkab Gresik dengan PT Petrokimia Gresik, maka landmark Garling menggandeng Pembangkit Jawa-Bali (PJB), dengan estimasi biaya pembangunan proyek dikatakan mencapai Rp 800 juta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com