Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Bentuk Tim Khusus Selidiki Penimbunan Bawang Putih di Tasikmalaya

Kompas.com - 14/02/2020, 15:57 WIB
Irwan Nugraha,
Dony Aprian

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Satreskrim Polres Tasikmalaya Kota membentuk tim khusus menyelidiki penimbunan bawang putih yang saat ini pasokannya sulit dan harganya mahal.

Terlebih, 90 persen bawang putih di Tasikmalaya merupakan barang impor dari China yang saat ini dihentikan akibat merebaknya penyakit covid-19 virus corona.

"Kita sudah bentuk tim khusus untuk menyelidiki dan mengawasi adanya para penimbun bawang putih. Terlebih di wilayah Kota Tasikmalaya komoditi ini terus naik dan pasokannya berkurang akibat imbas virus Corona dan penghentian impor dari China," jelas Wakapolres Tasikmalaya Kota sekaligus Ketua Tim Satgas Pangan Kompol Riky Aries Setyawan kepada wartawan, Jumat (14/2/2020).

Baca juga: 90 Persen Bawang Putih Beredar dari China, Tasikmalaya Bingung Saat Impor Di-stop

Riki menambahkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat untuk bersama-sama mengawasi adanya tindakan kriminal tersebut.

Sehingga, dampak sulitnya komoditi itu tak diperparah oleh para penimbun yang sengaja membuat harga semakin mahal.

"Sampai sekarang masih diawasi dan diselidiki. Kalau ditemukan kita akan proses hukum karena telah merugikan masyarakat yang membuat harga komoditi itu akan semakin mahal," ujar Riky.

Tim khusus ini merupakan para anggota Tindak Pidana Tertentu (Tipiter) Satreskrim Polres Tasikmalaya Kota.

Nantinya tim itu akan bekerjasama dengan instansi pemerintah daerah terkait untuk secara langsung mengawasi distribusi bawang putih.

"Selain tim khusus, kita juga masuk ke tim pengendalian pangan yang telah dibentuk sebelumnya bersama pemerintah daerah," pungkasnya.

Baca juga: Kala Virus Corona Picu Harga Masker hingga Bawang Putih Melonjak

Diberitakan sebelumnya, Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan Kota Tasikmalaya Muhammad Firmansyah mengaku kebingungan selama ini mencari pasokan bawang putih pasca dihentikannya impor komoditi itu dari China karena virus Corona.

Pasalnya, hampir 90 persen bawang putih yang beredar di pasar-pasar Tasikmalaya berasal dari China.

Ditambah lagi di wilayahnya selama ini tidak memiliki sentra petani bawang putih dan 10 persen pasokan komiditi lokalnya didatangkan dari Garut, Cianjur dan Sukabumi.

"Memang selama ini bawang putih yang ada di Tasikmalaya 90 persen impor. Nah, 10 persennya dari produk lokal yang didatangkan dari Cikajang Garut, Sukabumi dan Cianjur. Kita bingung sekarang cari pasokan karena impor dihentikan dan di kita tak punya petani sentra bawang putih," jelas Firman kepada wartawan di kantornya, Kamis (13/2/2020).

Sementara itu, harga komoditi bawang putih di Pasar Induk Cikurubuk, Kota Tasikmalaya, mengalami kenaikan signifikan hampir 100 persen akibat penghentian impor dari China imbas merebaknya virus Corona, Rabu (12/2/2020).

Mulanya harga bawang putih di pasar terbesar se-Priangan Timur Jawa Barat itu hanya Rp 25.000 per kilogramnya sampai sepekan terakhir mengalami kenaikan drastis menjadi Rp 50.000 perkilogramnya.

Bahkan sampai Jumat (14/2/2020), harga bawang putih naik kembali yang awalnya Rp 50.000 perkilogramnya menjadi Rp 60.000 perkilogramnya di Pasar Induk Cikurubuk Kota Tasikmalaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com