Bagi Raharjo, harga alat itu tidak mahal dibandingkan dengan kerusakan yang disebabkan hama tikus. Alat itu bisa dibeli gabungan kelompok tani sehingga bisa digunakan secara bergantian.
Tak hanya diminati petani di Madiun, Raharjo mengatakan alat pengusir tikus berbasis tenaga suryanya itu sudah dipasarkan hingga di Jawa Barat dan Bali.
Sementara itu Yanto, seorang petani Desa Nglames, Kecamatan Nglames, Kabupaten Madiun yang ditemui terpisah mengaku puas dengan alat pengusir tikus bertenaga surya besutan Raharjo.
Selain ramah lingkungan, petani tidak perlu lagi mengeluarkan biaya listrik.
“Dampaknya sangat jelas sekali. Setelah menggunakan alat itu sekarang serangan tikus nyaris tidak ada lagi,” kata Yanto
Ia pun tidak perlu bergadang semalaman untuk mengusir tikus yang menyerang tanaman padinya. Pasalnya, hanya dengan menghidupkan alat pengusir tikus bertenaga surya, hewan pengerat yang dulu merusak padi tak berani masuk ke dalam sawahnya.
Yanto sudah menggunakan berbagai cara memberantasa hama tikus sebelumnya. Ia menggunakan racun hingga alat setrum.
Baca juga: Dokter Spesialis Didatangkan dari Ambon Tangani Mahasiswa Terduga Corona di Tanimbar
"Tikusnya malah makin banyak dan makin ganas merusak tanaman padi kami," kata Yanto.
Setelah menggunakan alat pengusir tikus berbasis tenaga surya, Yanto kini bisa bernapas lega. Tikus tak lagi masuk ke area sawah dan merusak tanaman padinya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.