Ruangan Penuh, Pasien DBD Dirawat di Lorong RSUD Trenggalek

TRENGGALEK, KOMPAS.com - Puluhan pasien demam berdarah dirawat di Rumah Sakit Umum (RSUD) Soedomo Trenggalek, Jawa Timur, Jumat (14/2/2020).

Sejumlah pasien terpaksa dirawat di lorong rumah sakit karena ruang perawatan penuh.

“Seluruh ruangan sudah penuh, sehingga kami sediakan tempat tidur tambahan bagi pasien,” kata dokter spesialis anak RSUD Soedomo Trenggalek, Endah Setyarini, Jumat.

Penderita demam berdarah di Kabupaten Trenggalek meningkat seiring masuknya musim hujan. 

Baca juga: 31 Warga Jombang Positif Demam Berdarah, 1 Meninggal Dunia

Karena jumlah pasien yang meningkat, RSUD Soedomo menambah enam tempat tidur bagi pasien.

Pantauan Kompas.com, dua pasien penderita demam berdarah terpaksa menjalani perawatan di lorong rumah sakit.

"Meski demikian tidak mempengaruhi sistem pelayanan kepada pasien," kata Endah.

Endah mengatakan pasien demam berdarah yang dirawat dalam dua bulan terakhir, merupakan yang terbanyak selama tiga tahun belakangan.

Peningkatan jumlah pasien demam berdarah ini diduga karena cuaca yang tak menentu.

“Seperti biasa di musim penghujan, terjadi peningkatan pasien demam berdarah. Ditambah lagi cuaca yang tidak menentu,” kata Endah.

Masyarakat diharapkan bisa menjaga kebersihan lingkungan untuk mencegah perkembangan nyamuk aedes aegypti. Hal itu bisa dilakukan dengan menguras bak penampungan air secara rutin.

Dalam kurun waktu dua bulan terakhir, sebanyak 54 pasien demam berdarah dirawat di RS Soedomo.

Dari jumlah itu, satu pasien berusia empat tahun meninggal pada Januari. Bocah itu diduga telat dibawa ke rumah sakit.

Baca juga: Empat Warga Meninggal, Kabupaten Sikka Perpanjang Status KLB DBD

“Ketika dibawa ke rumah sakit kondisi pasien sudah mengalami demam tinggi hingga kejang. Sempat menjalani perawatan 1 Hari, dan kemudian tidak tertolong (meninggal dunia),” kata Humas RSUD Soedomo Trenggalek, Sudjiono.

Seluruh pasien demam berdarah di rumah sakit ini, merupakan rujukan dari sejumlah puskesmas yang tersebar di wilayah Trenggalek. Sebagian besar, pasien yang dirawat berusia sekitar 7 hingga 13 tahun.