Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KKP Kelas I Medan: 83 Orang Suspect Virus Corona Diobservasi di Sumut, Semua Sehat

Kompas.com - 14/02/2020, 07:05 WIB
Kontributor Takengon, Iwan Bahagia ,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KOMPAS.com, TAKENGON - Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Medan Pri Agung AB membenarkan ada 83 WNi dan WNA yang diobservasi terkait virus corona (COVID-19) karena baru datang dari China. 

Ia merinci, dari 83 orang tersebut, 15 di antaranya adalah WNA asal China. Lalu, sisanya, adalah 66 orang warga Sumut dan dua orang warga Takengon, Aceh. 

Ke-83 orang tersebut diobservasi setibanya di bandara Kualanamu, Medan, setelah transit dari Kuala Lumpur, Malaysia. 

Baca juga: 16 Orang Baru Datang dari China ke Medan, Diobservasi di Rumah untuk Cegah Virus Corona

"Mereka berjumlah 83 orang, termasuk dari Takengon, Aceh. Saya tidak bawa datanya karena sedang berada di lapangan, di Kualanamu," kata Pri melalui sambungan telepon selulernya, Kamis (13/2/2019).

"Tetapi kalau enggak salah yang di Takengon cuma dua orang." 

Baca juga: Satu Keluarga Diduga Suspect Virus Corona di Tanjungpinang, Kondisinya Sehat

 

Dinyatakan sehat, kembali ke daerah masing-masing

Pri Agung mengatakan, ke-83 WNI dan WNA tersebut hanya dipantau atau diobservasi saja

Bahkan saat ini mereka sudah kembali ke daerah masing-masing di Sumut dan Aceh, sebab dinyatakan sehat. 

Semua WNI dan WNA tersebut saat ini diawasi Dinas Kesehatan di daerah masing-masing. 

Baca juga: Alami Demam usai Liburan ke China, 1 Pekerja Asing di Bengkulu Diobservasi

"Jadi setibanya mereka di Kualanamu kita catat, kemudian sampaikan notifikasi kepada dinas kesehatan di provinsi maupun di kabupaten kota di daerahnya masing-masing," kata Pri Agung. 

"Bahwa ada penumpang dari daratan China yang sudah kembali ke daerah dan diobservasi oleh dinas kesehatan di daerah, karena itu tanggungawab mereka." 

Baca juga: Mahasiswa Kalsel yang Kuliah di China Pulang, Sempat Diobservasi Petugas Bandara

 

Diobservasi, bukan dikarantina

"Saya sekaligus mengkoreksi pemberitaan soal istilah karantina, mereka tidak dikarantina, melainkan dipantau atau diobservasi," kata Pri Agung.

Pri mengatakan, istilah karantina beda dengan isolasi. Banyak warga tidak memahami istilah karantina sehingga menjadi khawatir akan persebaran virus corona. 

Menurut dia, jika masih observasi atau pun karantina, artinya orang tersebut sehat dan bukan berarti orang tersebut terinfeksi atau terdampak.

Baca juga: Kembali dari China, 8 Mahasiswa Diobservasi di RSUD NTB

 

Sementara jika isolasi, sudah pasti terinfeksi dan dimasukkan ke ruang khusus. 

"Ini harus dijelaskan kepada masyarakat, karantina itu dilakukan kepada mereka yang sehat. Kalau sudah terdampak, atau sudah mengalami, itu pasien akan dimasukkan ke ruang isolasi," kata Pri Agung.

"Salah itu, enggak ada dikarantina. Sekali lagi ya, kita koreksi, itu diobservasi. Kalaupun (tersebut) istilah karantina, itukan terminologi, artinya mereka orang sehat," pungkas Pri Agung.

Baca juga: Dugaan Virus Corona di Kepri, 11 Orang Diobservasi, 1 Diisolasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com