Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Bingung Ditanya Kerugian akibat Virus Corona

Kompas.com - 13/02/2020, 20:45 WIB
Kontributor Bali, Robinson Gamar,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

DENPASAR, KOMPAS.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama mengaku bingung jika ditanya soal kerugian akibat virus corona.

Pemerintah Indonesia memutuskan menutup penerbangan dari dan menuju China untuk mengantisipasi penyebaran virus.

"Saat virus corona mencuat pariwasata memang kaget dan betul-betul melaluinya tidak mudah. Saya bingung kalau ditanya berapa kerugian karena virus belum kelar," kata Wishnutama di Denpasar, Kamis (13/02/2020).

Baca juga: Akibat Isu Virus Corona, Pariwisata Bali Diperkirakan Merugi Rp 1 Triliun Per Bulan

 

Kerugian baru bisa dihitung ketika fenomena virus corona berakhir. Meski telah diketahui, dampak terhadap pariwisata tak bakal langsung berakhir.

"Misalnya selesai April kan tidak otomatis langsung normal karena kan ada masa booking. Januari - Februari misalnya itu booking untuk April," kata Wishnutama.

Wishnu telah mengusulkan sejumlah langkah untuk menjaga stabilitas pariwisata saat rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo dan menteri Kabinet Indonesia Maju.

Tapi, usulan itu membutuhkan kerja sama seluruh kementerian dan lembaga terkait.

Baca juga: Langkah Pemerintah Isi Slot Penerbangan Kosong karena Wabah Virus Corona

"Saya minta agar kementerian dan lembaga menggelar kegiatan di daerah wisata seperti Bali. Dan mereka setuju, jadi saya sekarang tinggal menunggu realisasinya," kata Wishnutama. 

Sebelumnya diberitakan, isu virus corona berdampak buruk terhadap pariwisata di Bali.

Ketua Bali Tourism Board (BTB) Ida Bagus Agung Partha Adnyana mengatakan, pariwisata Bali berpotensi kehilangan pendapatan sebesar Rp 1 triliun per bulan karena pemblokiran penerbangan China-Indonesia.

"Akibat turis Tiongkok diblokir pemerintah Indonesia, terjadi penurunan signifikan. Kehilangan Rp 1 triliun (rupiah) tiap bulan, terhitung mulai bulan depan," kata Adnyana, di Denpasar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com